Menteri Basuki : Karakter yang Peduli Terhadap Kelestarian Lingkungan Harus Dibentuk Sejak Usia Dini

Loading

JAKARTA (IndependensI.com)  – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembentukan karakter yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan sumber daya air harus dimulai sejak usia dini. Anak-anak perlu mendapatkan pemahaman bahwa kelestarian alam akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas air sebagai sumber kehidupan.

“Perlombaan kesenian dengan tema Hari Air Dunia (HAD) sangat baik. Melalui olah seni, maka begitu juga kita akan mengasah rasa. Rasa itulah yang dibutuhkan dalam mengelola sumber daya air,” kata Menteri Basuki saat membuka final lomba Seni Tari Tradisional, Paduan Suara, dan Pemilihan Duta Hari Air 2018 tingkat SMA/SMK Sederajat di Jabodetabek.

Pembukaan lomba ditandai dengan pemukulan gendang didampingi Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Imam Santoso, di Auditorium Kementerian PUPR, Selasa (10/4/18).Turut hadir dalam acara tersebut Sekjen Kementerian PUPR Anita Firmanti, Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga dan para Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian PUPR.

Menteri Basuki menambahkan dalam mengelola sumber daya air tidak cukup hanya membangun bendungan, saluran irigasi, perbaikan sungai dan embung tanpa menggunakan rasa. “Seperti pemeliharaan di Sungai Citarum, Sungai Ciliwung, Sungai Cimanuk, Sungai Brantas. Kita harus kelola sumber daya air ini dengan cinta karna tanpa kecintaan tidak mungkin kita dapat memeliharanya,” kata Menteri Basuki.

Dalam rangka konservasi air, Kementerian PUPR dalam tiga tahun terakhir (2015-2017) telah membangun sebanyak 36 bendungan dimana 8 bendungan telah selesai. Selain itu juga telah dibangun sebanyak 846 embung. Penanganan sungai juga dilakukan dengan melakukan normalisasi sungai dengan melakukan pelebaran, pengerukan sedimentasi dan perkuatan tebing sehingga meningkatkan kapasitas dan mengurangi risiko banjir.

Sementara itu,  Muhammad Arsyadi Sekretaris Ditjen SDA selaku Ketua Panitia Penyelenggaran HAD menambahkan tema peringatan HAD setiap tahun disesuaikan dengan isu sumber daya air mendapat perhatian di setiap negara di seluruh dunia.  “Seluruh komponen masyarakat termasuk para pelajar diharapkan dapat mengetahui, memahami dan dapat terlibat dalam menjaga kelangsungan sumber daya air,” ucap Arsyadi.

Puncak peringatan Hari Air Dunia (HAD) tahun 2018 telah dilaksanakan di Bukit Cinta, Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada 7 April 2018 lalu yang dihadiri para pemangku kepentingan. HAD tahun 2018 mengusung tema “Nature for Water” yang kemudian diadaptasi menjadi “Lestarikan Alam Untuk Air” untuk Indonesia .

Dengan dilaksanakannya peringatan HAD setiap tanggal 22 Maret, menjadi momentum untuk terus mengkampanyekan kepedulian terhadap kelestarian tampungan air di Indonesia seperti Sungai, Danau, Embung, dan Waduk. (***)