JAKARTA (IndependensI.com) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hari ini, Kamis (8/4), menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) dan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama.
Dua acara tersebut dibuka langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Negara dan dikuti Para Ulama dan pengurus PKB dari mulai DPP, DPW, DPC dan DPAC baik yang di Hotel Indonesia Kempinski maupun secara virtual.
Pada Mukernas dan Munas Alim Ulama ini, partai besutan Muhaimin Iskandar atau Gus Ami ini mengangkat tema “Indonesia Bangkit, Indonesia Maju: Ikhtiar PKB Mendukung Presiden Menyukseskan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi”.
Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, KH Maman Imanulhaq, mengatakan bahwa acara munas ini digelar di momen yang tepat.
“Kita sangat menyambut baik acara Munas ini karena momentumnya tepat. Yang pertama adalah bagaimana kita melakukan percepatan dalam menghadapi Covid-19. Pemerintah telah melakukan upaya yang on the track termasuk vaksinisasi. Ini akan menaikan pertumbuhan ekonomi kita di kisaran 4,5 % hingga 5 % di tahun ini dan tahun yang akan datang,” kata KH Maman Imanulhaq kepada wartawan usai acara di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (8/4).
Pria yang karib disapa Kang Maman ini menyebut bahwa peran ulama dalam penanganan Covid-19 menjadi kunci penting. Hal tersebut juga ditekankan oleh Presiden Joko Widodo, bahkan Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi terhadap peran ulama pondok pesantren dalam penanganan Covid-19.
Poin lain yang dibahas adalah soal radikalisme dan terorisme. Kang Maman dihadapan wartawan menegaskan bahwa PKB menolak radikalisme dan terorisme. Menurutnya, Islam dan nasionalisme berjalan beriringan. Untuk melawan terorisme, kata Pengasuh Ponpes Al Mizan ini, bisa dilawan dengan pendidikan yang benar dan sistematis mengenai pemahaman Islam yang toleran dan moderat.
Dalam Musyawarah Alim Ulama itu, beberapa Kiai juga mengusulkan agar PKB kembali menghidupkan Forum Musyawarah Ulama yang membahas isu kebangsaan dan politik kebijakan yang diperjuangkan PKB.
Salah satunya adalah KH. Subhan Makmun dari Brebes Jawa Tengah. Menurutnya, kekuatan PKB ada pada pola musyawarah yang menyentuh persoalan kebangsaan dan kebijakan politik. Nah kedua poin tersebut, katanya, harus melibatkan para ulama di semua tingkatan.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamir mengingatkan pentingnya PKB untuk memperkuat hubungan dengan NU dan Pesantren dengan terus memperjuangkan kepentingan pesantren, proaktif melakukan pendataan potensi pesantren dan membantu proses mua’dalah alumni pesantren.
“PKB harus istiqomah melayani NU dan Pesantren. Karena Hanya PKB yang betul-betul punya komitmen memperjuangkan kepentingan warga NU dan pesantren,” tegas Kiai Marzuki.
Beberapa peserta mendukung usulan Kiai Marzuki karena dukungan PKB terhadap institusi kepesantrenan akan melahirkan aktor-aktor yang kreatif dan inovatif di bidang UMKM dan pertanian sehingga memahami “integrated farming system”. UMKM dan pertanian ini dapat memberikan perubahan yang lebih baik.
Masih dalam Musyawarah Alim Ulama, Dai Kondang Gus Muwaffiq menegaskan perlunya memfasilitasi Kiai yang menjadi Dewan Syura untuk dakwah melalui medsos. Termasuk memfasilitasi tumbuhnya Civil Society yang memiliki kepedulian terhadap kebijakan negara.
“PKB harus mengeksplorasi ketokohan dan kemampuan Kiai di Dewan Syura dengan memfasilitasi dakwah di medsos. Termasuk mendorong Civil Society tumbuh memiliki kepedulian terhadap persoalan kebangsaan,” tegas Kiai berambut Gondrong ini.
Di arena Munas yang dimoderatori Sekretaris Dewan Syuro, KH. Saifullah Maksum ini juga mengemuka dukungan terhadap Gus Ami sebagai calon Presiden RI 2024 yang diusung oleh PKB. (Chs)