Bali (Independensi.com) – Pertumbuhan ekonomi Bali kembali menanjak naik didukung oleh menggeliatnya sektor pariwisata pasca pandemi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, kondisi ekonomi Bali pada triwulan 1 tahun 2023 tumbuh tinggi sebesar 6,04% (yoy). Pertumbuhan tinggi ekonomi ini ditopang oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang naik cukup tinggi.
Meningkatnya pertumbuhan pariwisata Bali, tentunya jangan sampai merugikan ekosistem lingkungan hidup yang ada. Dikutip dari laporan Sungai Watch bertajuk Impact Report October 2020-December 2021, Bali menghasilkan 333.336 sampah anorganik yang 89% didominasi oleh sampah plastik. Di sinilah pentingnya peranan Pariwisata Berkelanjutan menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pariwisata dengan alam dan pelestarian lingkungan.
“Memanfaatkan momentum Hari Pariwisata Sedunia, Eco Tourism Bali (ETB) sebagai suatu bisnis yang berfokus terhadap pengurangan dampak negatif alam dan lingkungan serta bertujuan membangun komunitas bisnis pariwisata berkelanjutan di Bali, meluncurkan Pedoman dan Sistem Verifikasi keberlanjutan secara Digital sekaligus Trade Show yang mempertemukan Supply Chain Keberlanjutan dan Industri,” ucap Suzy Hutomo selaku Founder dan CEO dari Eco Tourism Bali di Desa Potato Head, Rabu (27/9/2023).
World Tourism Day oleh Eco Tourism Bali dan KemBali Becik, yang bertempat di Desa Potato Head, selain diisi oleh peluncuran Pedoman dan Sistem Verifikasi Digital tentang keberlanjutan untuk lapangan usaha makan minum juga menghadirkan talkshow serta diskusi panel dan pelatihan antara pemegang kebijakan industri pariwisata di Bali.
Michelle Winowatan selaku Project Lead KemBali Becik menambahkan, “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Eco Tourism Bali untuk acara ini. Diharapkan acara ini bisa menginspirasi dan mengedukasi para pemegang kebijakan pariwisata Bali untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan meningkatnya sektor pariwisata pasca pandemi”.
Inisiatif untuk mewujudkan pariwisata Bali yang berkelanjutan dimulai KemBali Becik dengan menyediakan platform digital di mana siapapun, baik wisatawan maupun pebisnis, dapat ikut menandatangani The Green Pages Pledges. Sedangkan pada situs Eco Tourism Bali, terdapat uji mandiri di mana pemilik bisnis dapat mengetahui dampak positif yang telah dihasilkan oleh usahanya. Pada situs yang sama, pemilik bisnis juga bisa mendapatkan verifikasi sebagai salah satu Juara Pariwisata Berkelanjutan yang didukung oleh Bali Tourism Board.
“Diharapkan dengan rangkaian kegiatan ini dapat membantu terwujudnya transformasi Bali sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan di tahun 2030, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 6, 7, 11 dan 12 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa,” tutup Rahmi Fajar Harini selaku Co-founder dan COO dari Eco Tourism Bali. (hd)