Ansy Lema Ingatkan Siapapun Untuk Tidak Korbankan Konstitusi

Loading

Kupang-  Calon Gubernur (Cagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) dari PDI Perjuangan, Fransiskus Yohanis Lema atau Ansy Lema menegaskan, bahwa siapapun tak boleh mengorbankan konstitusi untuk kepentingannya.

Politikus yang juga aktivis ’98 ini mengatakan hal tersebut ketika menghadiri apel Satgas PDI Perjuangan di Alun-alun Kota Kupang, Kelurahan Kelapa Lima, baru-baru ini.

“Apel satgas ini merupakan panggilan sejarah untuk berjuang menegakkan konstitusi,” tegasnya.

Kepada awak media usai apel, Ansy mengatakan, PDI Perjuangan adalah partai yang didedikasikan untuk menghidupkan dan memekarkan spirit Proklamasi Bung Karno.

Menurutnya, kemerdekaan dalam iklim demokrasi hari ini benar-benar harus ditumbuhkan dan dimekarkan. Dan, selanjutnya, rujukan dalam bernegara, bermasyarakat, dan berbangsa itu adalah konstitusi.

“Konstitusi itu harus ditaati oleh seluruh anak bangsa, dan PDI Perjuangan tentu terusik ketika konstitusi diletakkan di bawah kepentingan kelompok
tertentu, kepentingan penguasa,” kata Ansy.

Anggota DPR RI periode 2019-2024 ini menjelaskan, PDI Perjuangan tidak hadir hanya dalam rangka kontestasi pilkada, namun partai ini ingin memastikan bahwa kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat harus berada pada rel dan jalur konstitusional.

“Karena itu, hari ini (Sabtu, 24/8) adalah panggilan sejarah bagi seluruh kader PDI Perjuangan. 30 tahun lalu ketika tahun 1998 saya adalah salah satu bagian yang terlibat langsung dalam proses reformasi, turun langsung ke lapangan bersama aktivis lain seperti Adian Naputupulu, Masinton Pasaribu, dan lain-lain untuk menumbangkan rezim totaliter orde baru,” ujar Ansy.

Ansy mengaku menyayangkan dinamika hari-hari terakhir ini, dimana neototalitarianisme menjadi ancaman yang serius untuk keutuhan negara.

“Hari ini kami ada di sini ingin memastikan bahwa konstitusi, Pancasila, Kebhinekaan Indonesia tidak boleh dikorbankan oleh kepentingan kelompok-kelompok pragmatisme yang memutar balik arah demokrasi dan reformasi,” tandas Ansy.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Emelia J. Nomleni mengatakan, DPP PDI Perjuangan memilih NTT sebagai daerah di timur Indonesia pertama yang lakukan apel satgas.

Menurutnya, PDI Perjuangan konsisten berpegang teguh pada konstitusi. “Kami yang ada di tingkat DPD, DPC sampai ke anak ranting, bertugas untuk menyampaikan kepada rakyat, supaya rakyat memahami haknya, supaya rakyat bersama PDI Perjuangan, kita berjuang bersama-sama,” tegas politikus perempuan yang akrab disapa Mama Emi itu.