Tim Pengmas UI bersama 40 masyarakat pelaku UMKM di Kec. Entikong melaksanakan kegiatan pemberdayaan produk UMKM di wilayah perbatasan Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat).
Tim Pengmas UI bersama 40 masyarakat pelaku UMKM di Kec. Entikong melaksanakan kegiatan pemberdayaan produk UMKM di wilayah perbatasan Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat).

Langkah Pengmas UI untuk Entikong: Kuatkan UMKM, Kuatkan Perbatasan..

Loading

ENTIKONG (IndependensI.com) – Universitas Indonesia (UI) hadir di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat (Pengmas) pada 26–28 Agustus 2025. Entikong sendiri dikenal sebagai kecamatan di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, sekaligus menjadi pintu utama aktivitas perdagangan lintas negara.

Dengan mengusung tema “Penguatan UMKM di Wilayah Perbatasan”, UI berfokus membantu masyarakat Entikong meningkatkan daya saing produk lokal. Kegiatan ini meliputi lokakarya pengemasan produk, pelatihan pemasaran digital, manajemen keuangan, hingga sosialisasi pentingnya memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikat halal.

Ketua Tim Pengmas, Dr. Retno Lestari, M.Si., menyampaikan bahwa produk UMKM di Entikong memiliki potensi besar untuk bersaing. “Entikong merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia yang memiliki peran strategis sebagai lintas perdagangan antar negara melalui penguatan UMKM. Produk-produk lokal Entikong punya potensi besar untuk bersaing sehingga perlu ditunjang dengan kemasan yang menarik, strategi pemasaran digital, manajemen keuangan yang tertata, serta legalitas yang lengkap,” jelasnya.

Produk-produk kerajinan tangan yang dibawa oleh pelaku UMKM di Entikong berupa alat penangkap ikan berbentuk kerucut (lukah); anyaman bambu (lanjung) beruba keranjang dan tas; dan wadah-wadah ukiran kayu).
Produk-produk kerajinan tangan yang dibawa oleh pelaku UMKM di Entikong berupa alat penangkap ikan berbentuk kerucut (lukah); anyaman bambu (lanjung) beruba keranjang dan tas; dan wadah-wadah ukiran kayu).

Antusiasme juga datang dari Camat Entikong, Yulius Eka Suhendra, S.Sos., yang menyambut baik program ini. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian UI terhadap wilayah perbatasan. “Meskipun letak Entikong jauh di wilayah perbatasan, kami bersyukur Ibu dosen dan rekan-rekan mahasiswa memilih Entikong dan hadir membawa ilmu yang sangat bermanfaat. Saya mewakili masyarakat sangat senang bisa belajar, mendapat informasi penting untuk menambah kualitas produk UMKM disini. Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa berlanjut di masa mendatang,” ujarnya.

Praktik Langsung dan Identifikasai Masalah

Selama kegiatan berlangsung, masyarakat tidak hanya mendapat materi, tetapi juga praktik langsung. Peserta dilatih membuat branding produk, mendesain logo sederhana, menyiapkan label kemasan, belajar menggunakan media sosial untuk promosi, serta mengelola keuangan dengan menerapkan konsep buku kas sederhana.

Pelaku UMKM Entikong memperkenalkan pakaian tradisional suku Dayak yang digunakan ketika masyarakat mengadakan upacara adat, perkawinan, dan acara khusus lainnya. Pakaian tradisional berwarna hitam merah ini memiliki corak khas suku Dayak yang dilengkapi penutup kepala, selendang, sabuk, dan pengikat kepala).
Pelaku UMKM Entikong memperkenalkan pakaian tradisional suku Dayak yang digunakan ketika masyarakat mengadakan upacara adat, perkawinan, dan acara khusus lainnya. Pakaian tradisional berwarna hitam merah ini memiliki corak khas suku Dayak yang dilengkapi penutup kepala, selendang, sabuk, dan pengikat kepala).

Tak hanya itu, masyarakat bersama mahasiswa melakukan Forum Group Discussion (FGD) untuk menggali masalah nyata yang dihadapi UMKM setempat. Permasalahan yang umum dijumpai di sebagian besar UMKM Entikong adalah ketidakteraturan pelaku UMKM untuk memisahkan pencatatan keuangan usaha dengan uang pribadi.

Pelaku UMKM di Entikong bergerak di bidang kerajinan tangan dan makanan khas , mereka mengeluhkah daya beli masyarakat kini sedang lesu sehingga memerlukan inovasi lebih untuk mengembangkan produk. Pada sesi FGD, Tim Pengabdian UI membantu memberikan solusi praktis, mulai dari pencatatan keuangan, desain logo, hingga teknik memotret produk agar lebih menarik ketika dipasarkan secara online.

Tim Pengabdian Masyarakat UI memberikan pelatihan pemasaran digital kepada masyarakat pelaku UMKM Entikong, mulai dari teknik pemotretan, pembuatan sosial media, hingga proses editing sederhana sebelum dipromosikan secara digital).
Tim Pengabdian Masyarakat UI memberikan pelatihan pemasaran digital kepada masyarakat pelaku UMKM Entikong, mulai dari teknik pemotretan, pembuatan sosial media, hingga proses editing sederhana sebelum dipromosikan secara digital).

Rangkaian kegiatan Pengmas di Entikong ini didukung penuh oleh Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) UI, Departemen Biologi FMIPA UI, dan Yayasan Pandu Cendekia. Tim Pengmas tersebut beranggotakan 6 anggota dengan Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku Ketua Tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *