PEKANBARU (Independensi.com) – Tim Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri terdiri dari belasan jenderal, Rabu (9/8/2017) di kumpulkan di Pekanbaru. Dalam pertemuan yang dipimpin Komjen (Pol) Putut Eko Bayu Seno tersebut, turut hadir 5 Kapolda di wilayah Sumatera, antara lain: Kapolda Riau, Kapolda Sumut, Kapolda Aceh, Kapolda Jambi dan Kapolda Sumsel.
Maraknya kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatera, mendorong digelarnya pertemuan. Hal itu dimaksudkan, untuk berbagi informasi, bagaimana mengatasi kebakaran lahan dan hutan secara maksimal. Kita mengutamakan pencegahan secara dini, kata Komjen (Pol) Putut Eko Bayu Seno kepada sejumlah wartawan, usai pertemuan yang digelar di Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Dalam penanganan kebakaran lahan dan hutan, diperlukan kerja sama berbagai pihak. Seperti TNI, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat. Semuanya harus bersinergi untuk mencegah dan mengatasi kebakaran. “Kalau untuk penanganan hukum atas terjadinya kebakaran, itu sepenuhnya kewenangan Polri”, imbuhnya
Sebagaimana diketahui, ada lima wilayah di Sumatera yang berpotensi rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karhutla). Diantaranya, Riau, Jambi, Sumut, Sumsel dan Aceh. Hal itulah yang menjadi dasar dilakukannya pertemuan, guna membahas hal tersebut dimana pertemuan digelar di Pekanbaru, Riau.
Tujuan dilaksanakannya pertemuan adalah, untuk memonitoring, evaluasi dan asistensi terhadap penanganan Karhutla, sekaligus yang merupakan program Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Itulah sebabnya kita kumpul, saling berbagi informasi dan pengalaman. Dalam pertemuan ini, juga turut hadir dari berbagai instansi seperti TNI, BNPB, KLHK serta pemerintah daerah, ujar Putut Eko Bayuseno.
Lebih lanjut dikatakan, ada dua cara yang dapat dilakukan sebagai tindakan dalam pencegahan Karhutla. Pertama adalah pencegahan, dan kedua penegakkan hukum. Untuk point pertama, dilakukan oleh personel Bhabinkamtibmas selaku ‘ujung tombaknya’, bersama Bhabinsa (TNI) dan pemerintah (Kepela Desa-red).
Tiga pilar ini (Bhabinkamtibmas, Bhabinsa dan Kepala Desa, red) adalah merupakan ujung tombak dalam melaksanakan pencegahan Karhutla. Membina masyarakat agar tidak membakar lahan, sekaligus memberikan informasi dimana titik kebakaran (lahan, red) yang terjadi di wilayahnya masing-masing.
Menurut Kabaharkam, pola seperti ini sebetulnya sudah dijalankan beberapa provinsi, termasuk Riau. Saya harap apa yang dihasilkan dalam rapat ini, dapat menjadi SOP (Standar Operasional Prosedur) bagi semua Polda. Kita berharap bisa 100 persen efektif, sehingga tidak ada lagi hutan yang terbakar.
Pada kesempatan itu, selain Kabaharkam dan ke-lima Kapolda, pertemuan juga dihadiri sejumlah pejabat teras Mabes Polri. Seperti Asop Polri Muhammad Iriawan, Kakorsabhara Irjen Umar Septono serta belasan jenderal lainnya.(Independensi.com/Maurit Simanungkalit)