PALU (IndependensI.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun kembali Jembatan Kuning atau Jembatan Palu IV yang hancur karena gempa dan tsunami. Pembangunan jembatan yang merupakan ikon Kota Palu itu akan diawali dengan penyelidikan teknik dan geologi untuk mengetahui tingkat keamanan terhadap risiko gempa yang mungkin terjadi di masa yang mendatang.
“Hasil penelitian dan rekomendasi geologi akan menjadi dasar penyesuaian desain jembatan. Nanti akan kami konsultasikan juga dengan Gubernur dan Walikota terkait desainnya agar jembatan ini menjadi ikon Kota Palu yang baru,” ujar Menteri Basuki saat meninjau penanganan Jembatan Kuning di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (24/10/2018).
Menteri Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan terlebih dahulu melakukan pembersihan jembatan dari sisa reruntuhan. “Jadwalnya tanggal 6 November 2018 sudah harus bersih. Kemudian selanjutnya, baru kita bangun jembatan dengan desain yang baru untuk menjadi ikon Kota Palu yang baru,” kata Menteri Basuki .
Menurut Menteri Basuki, pembangunan kembali jembatan sepanjang 250 meter tersebut paling lama akan membutuhkan waktu satu tahun. Selama satu tahun perbaikan tersebut, warga dapat menggunakan tiga jembatan lainnya yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.
Selain akan merekonstruksi Jembatan Kuning, Menteri Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan menata ulang kawasan pantai yang rusak akibat diterjang tsunami. Pembersihan kawasan sekitar Jembatan Kuning dan jalan-jalan kota, terutama di pusat Kota Palu dan Pantai Talise sudah dilakukan untuk mengembalikan denyut sosial-ekonomi kota Palu pasca gempa dan tsunami.
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, setelah pembersihan sisa reruntuhan Jembatan Kuning dan hasil rekomendasi geologi selesai, pembangunan akan segera dimulai dengan metode design and build untuk mempercepat penyelesaiannya.
Jembatan berwarna kuning yang juga biasa disebut Jembatan Ponulele tersebut selesai dibangun oleh Pemerintah Kota Palu pada tahun 2006 lalu. Jembatan ini menjadi istimewa karena merupakan jembatan lengkung pertama yang ada di Indonesia dan membentang di atas Teluk Talise, Kelurahan Besusu dan Lere, Kota Palu.
Sejak diresmikan, jembatan setinggi 20,2 meter dari badan jembatan dan memiliki lebar 7,5 meter tersebut menjadi salah satu tempat favorit para wisatawan untuk mengabadikan foto. Beragam momen cantik pun kerap disaksikan para masyarakat sekitar dari atas jembatan ini, mulai dari pemandangan matahari terbenam hingga pemandangan lautan.
Turut hadir dalam peninjauan tersebut Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, Sekretaris BPIW Firman H Napitupulu, Direktur Pengembangan SPAM Agus Ahyar, Kepala BPJN XIV Satriyo Utomo, Kepala BWS Sulawesi III Yusuf Tambing, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.