JAKARTA (IndependensI.com) -Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris berkomentar soal gaya debat Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowipada debat Capres Pertama 17 Januari lalu. Menurutnya, gaya bicara Jokowi yang menyerang tidak sesuai dengan sikap aslinya.
“Pak Jokowi saya kaget juga kok beliau lebih ofensif,” kata Syamsuddin saat diskusi ‘Menakar Pengaruh Debat Terhadap Keterpilihan Paslon’ di Populi Center, Jl Letjen S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Kamis, (7/2/2019).
“Bukan hanya ofensif, lebih emosional, ini sebetulnya tidak begitu bagus,” tambahnya.
Menurutnya, Jokowi mesti menjaga orisinalitas sikap yang lebih kalem. Dia menduga Jokowi terpancing dengan isu miring dari kubu penantang sehingga menyebabkan emosional.
“Saya enggak tahu faktornya apa, mungkin beliau terpancing oleh isu-isu yang tidak putus putus, yang menghantam Pak Jokowi selama empat tahun,” ucapnya.
Meski begitu, dia memandang emosi Jokowi juga untuk menjawab para pemilih dan pendukungnya yang ingin melihatnya lebih tegas. Hal ini pun bisa memperkuat keyakinan para pendukungnya terhadap Jokowi.
Menurutnya, tak ada dampak negatif dari gaya bicara Jokowi yang menyerang. Bagi Syamsuddin ini merupakan hal yang wajar. Namun baiknya, ranah menyerang lebih pas bila tim kampanye nasional (TKN) yang menyuarakan.
“Bagi saya adalah wilayah timses untuk membantah negara bubar, negara punah, sehingga Jokowi sebagai petahana tidaknya masuk kesitu,” terang Syamsuddin.
“Saya berharap (Jokowi) tidak (menyerang di debat kedua) atau jangan jangan ini strategi penantang untuk memancing Pak Jokowi lebih emosional,” imbuhnya.