JAKARTA (Independensi.com) – PT Pertamina (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV sepakat menjalin kerjasama bisnis dalam kerangka sinergi BUMN yang lebih kokoh.
Dengan kerjasama ini, Pertamina dapat mengoptimalkan dan mendayagunakan aset pelabuhan Pelindo I, II, III dan IV untuk pendistribusian energi.
Kesepakatan kerja sama bisnis tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, dan Direktur Utama Pelindo IV Farid Padang. Penandatanganan tersebut di disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/2).
Menteri Rini mengatakan, proses bisnis Pertamina dan Pelindo sejatinya memang saling beririsan. Pertamina dan Pelindo memiliki sumber daya, baik aset maupun unit kerja yang bisa disinergikan dan saling dimanfaatkan bersama.
Sehingga dari kerjasama ini pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan menciptakan efisiensi yang signifikan bagi operasional Pertamina dan Pelindo.
Menurut Rini, terlaksananya sinergi bisnis antara Pertamina dengan Pelindo I, II, III dan IV ini dapat meningkatkan ketahanan energi Nasional.
Seperti diketahui, pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional, dengan kerjasama ini, distribusi energi di seluruh penjuru negeri diharapkan dapat semakin efektif dan efisien.
“Penggunaan aset lahan dan pelabuhan juga dapat meningkatkan daya saing usaha BUMN untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif dengan biaya operasional yang efisien,” kata Rini.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, sinergi BUMN ini dilaksanakan dalam rangka membangun kekuatan bisnis yang lebih kokoh, efektif dan efisien.
Khusus untuk kerjasama bisnis yang sifatya quick win, imbuh Nicke, akan dilakukan dalam tiga lini bisnis yakni penggunaan BBM di seluruh pelabuhan, penggunaan pelumas Pertamina serta pengembangan LNG Retail di Pelabuha Benoa, Bali.
“Penggunaan BBM di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo per tahun kurang lebih 360 Ribu KL. Sementara penggunaan pelumas kurang lebih 460 KL per tahun. Pertamina juga akan menindaklanjuti peningkatan kerjasama penggunaan dermaga, pelayana pandu dan tunda,” imbuh Nicke.
Secara keseluruhan, berbagai kerjasama bisnis Pertamina – Pelindo setidaknya meliputi 18 bidang antara lain pengoperasian TBBM dan Gas di Belawan dan Kuala Tanjung, Pengoperasian Terminal Dumai, Pengembangan Water Front City Pekanbaru, Optimalisasi Pelabuhan Tanjung Intan, dan Pengembangan dermaga gospier.
Selain itu, Pertamina dan Pelindo juga sepakat untuk membangun Terminal LNG Teluk Lamong, Filing Station di Banjarmasin dan pengembangan Terminal Aspal Curah Cair di Benoa, Bali.
Di wilayah Indonesia Tmur, kerjasama Pertamina – Pelindo dilakukan untuk penyediaan listrik dan gas di Makasar New Port, instalasi LNG di kawasan Industri Palu, Makasar, Bitung dan Morotai, penyediaan lahan untuk Terminal Aspal di Samarinda, Makasar, dan Bitung serta penyediaan lahan untuk Terminal LPG di Balikpapan, Maumere, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Merauke. Sementara di Gorontalo, Pertamina akan membangun fasilitas FSRU.
“Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder agar kerjasama bisnis yang penting ini bisa berjalan dengan lancar. Semuanya untuk mewujudkan visi besar bersama membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional sekaligus pemerataan energi untuk keadilan,” jelas Nicke.
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya, mewakili Pelindo mengatakan, “Kerjasama ini adalah bentuk konkret sinergi BUMN, yang terimplementasi dalam kegiatan bisnis kedua belah pihak. Sinergi Pertamina dengan Pelindo akan memberikan nilai tambah bagi produk dan layanan kedua belah pihak serta memberikan hasil yang optimal juga