JAKARTA (Independensi.com) – Gereja Katolik di Papua mempertanyakan Jazuli Juwaini anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) supaya Pemerintah Indonesia mewaspadai aktifitas misionaris.
“Kata dan kebijakan misionaris di dalam Gereja sudah tidak ada lagi setelah keluar kebijakan Menteri Agama Republik Indonesia tahun 1978 yang melarang misionaris masuk ke Indonesia,” kata Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Manokwari, Pastor Izaak Bame Pr, Sabtu, 16 Nopember 2019.
Hal itu dikemukakan Izaak Bame menanggapi Jazuli Juwaini dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto di Jakarta, Senin, 11 Nopember 2019.
Jazuli Juwaini meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto agar lebih memperhatikan keberadaan misionaris atau pemuka agama di Papua.
Jazuli Juwaini mengaku khawatir para pemuka agama ini justru melakukan misi selain menyebarkan agama.
“Maaf Pak Menhan kita tidak ingin singgung sesuatu sensitif di Papua, itu banyak juga pesawat yang angkut misionaris, pihak (pengamanan) Papua kesulitan cek ini,” ucap Jazuli.
Izaak Bame, mengatakan, keprihatinan itu baik tapi bukan lempar soal ke pihak misionaris, karena mesti ditanyakan kepada Prabowo Subianto pelaku kejahatan di Tanah Papua tahun 1996-1998.
Menurut Izaak Bame, kalau ada data dari Partai PKS yang menimbulkan huru-hara di Papua itu para misionaris, tolong berikan data.
Dikatakan para mantan misionaris yang masuk ke Indonesia tahun 1978 ke bawah, statusnya sudah menjadi warga negara Indonesia, dan sebagian lagi meninggal dunia.
“Mohon Kepada Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia supaya menyampaikan kepada yang bersangkutan lewat lembaga DPR RI yang terhormat supaya yang bersangkutan tarik pernyataannya atau minta maaf kepada Misionaris atau Gereja yang ada di Tanah Papua baik Katolik maupun Gereja lainnya,” kata Izaak Bame.
Menurut Izaak Bame, jangan anggap remeh pernyataan ini. Misionaris telah berbuat baik kepada umat – Masyarakat Papua. Lalu DPR RI buat apa bagi Masyarakat Papua. Jangan terus membuat Orang Papua sakit hati terhadap Bangsa ini.(Aju)