JAKARTA (IndependensI.com) – Presiden China Xi Jinping menjanjikan perekonomian China yang lebih terbuka. Namun perusahaan asing dan investor asing, yang sudah bosan dengan janji-janji, menuntut adanya tindakan nyata ketimbang sekadar kata-kata.
Xi menyampaikan pidatonya dalam kongres lima tahunan Partai Komunis China (PKC) di Balai Besar Rakyat, Beijing, Rabu (18/10/2017). Pertemuan itu dibuka hari ini dan akan berlangsung hingga 24 Oktober 2017.
“Keterbukaan akan membawa kemajuan untuk kita. Ketertutupan akan membuat kita tertinggal. China tidak akan menutup pintunya terhadap dunia. Kami justru akan lebih terbuka lagi,” kata Xi di hadapan 2.300 orang utusan partai dari berbagai wilayah China.
Xi bertekad melindungi hak dan kepentingan investor yang sesuai dengan peraturan yang ada. Dia juga mengatakan “semua usaha yang didaftarkan di China akan diperlakukan setara.”
Pernyataan Xi sekaligus menyindir kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Xi ingin menyatakan bahwa dia adalah pemimpin yang terbuka untuk globalisasi. Di bawah Trump, AS semakin tertutup dengan diberlakukannya banyak hambatan untuk pengusaha asing dan pembatasan pendatang dari sejumlah negara. Hal itu sejalan dengan slogan Trump, “America First”.
Meski Xi berjanji, perusahaan AS dan Eropa masih merasakan adanya pembatasan di beberapa bidang. Mereka juga harus berbagi teknologi dengan kompetitor lokal agar bisa mendapatkan akses di industri tertentu.
“Perusahaan Eropa yang berusaha di China masih sudah bosan dengan janji-janji,” kata Kamar Dagang Uni Eropa di China dalam pernyataannya. “Satu-satunya solusi adalah pengejawantahan janji.”
Trump, yang akan melawat Beijing bulan depan, melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran hak atas kekayaan intelektual di China.
China bersiap menghadapi perang dagang yang lebih sengit dengan strategi “Made in China 2025”.
China bersiap menghadapi perang dagang yang lebih sengit dengan strategi “Made in China 2025”. Program yang akan menyedot dana hingga US$300 miliar itu bertujuan menata ulang perekonomian China secara keseluruhan. Perusahaan asing menduga program itu bertujuan mendorong pertumbuhan perusahaan lokal di industri penting.
“Xi pandai berkata-kata dan mencari dukungan,” kata Peter Fuhrman, kepala bank China First Capital.
“Kami berharap aparat pemerintah di seluruh China akan menerima pernyataan Xi sebagai perintah, bukannya sekadar salah satu di antara beberapa pilihan,” ujarnya.
Penguasaan Industri Strategis
Keinginan China menguasai industri strategis tampak jelas. Di saat mereka memaksa perusahaan asing berbagi teknologi, perusahaan China berani keluar uang dalam jumlah besar untuk membeli perusahaan di bidang hiburan, teknologi informasi, dan robotika.
Perusahaan China juga ekspansif di bidang olahraga. Mereka seolah tidak kehabisan uang untuk membeli klub sepakbola Eropa dan Amerika yang dijual.
Beberapa tahun belakangan ini, banyak film Hollywood dibuat oleh produser asal China. Di dunia maya, penjual yang berbasis di China juga tumbuh dengan cepat. Ekspansi dilakukan dengan menyediakan barang berharga murah dan diantarkan oleh perusahaan pengiriman yang juga bagian dari konglomerasinya.
Xi mengatakan strategi perekonomian China sudah mulai berubah.
“Perkonomian China beralih dari fase pertumbuhan cepat menuju tahap pengembangan berkualitas tinggi,” kata Xi.
Dalam pidato di depan kongres 2012, presiden sebelumnya, Hu Jintao, mengatakan bahwa pada 2020 China harus menggandakan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapitanya dibanding pada 2010.
“Target seperti itu menjadi kunci terbitnya berbagai stimulus yang kita lihat selama lima tahun terakhir,” kata Lary Hu, analis di Macquarie Capital Limited.
“Tapi kali ini, Presiden Xi tidak menetapkan tujuan. Dia juga tidak menyebut target pertumbuhan baru,” ujarnya.