BEKASI (IndependensI.com) – Pemkot Bekasi, Kamis (25/6/2017), melakukan pengawasan terhadap hasil produksi peternakan dan perikanan. Dalam pelaksamaan di lapangan, menerjunkan petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan.
Dalam operasi ini juga melibatkan Dinas Perternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur kepolisian Kota Bekasi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi Momon Sulaiman mengakui, operasi pasar yang dilakukan terutama untuk pedagang daging dan ayam, harus terbebas dari borax dan formalin
“Memang kalau pedagang tanpa ada pengawasan atau dibiarkan, ada saja yang nakal menjual dagangan yang sudah tidak layak konsumsi” ungkapnya
Hasil pemantauan di Pasar Baru Bekasi, ditemukan ayam yang sudah tiga hari, dan tidak layaknya dikonsumsi, tapi dijual dengan cara disatukan dengan ayam yang masih bagus.
Ia menyampaikan sampai saat ini ketahanan pangan dapat terkendali di Kota Bekasi. Kalau kemarin pada awal bulan ramadhan harga bawang putih melonjak tinggi disebabkan tidak adanya bawang putih yang beredar karena ada pihak yang melakukan penimbunan.
Namun saat ini sudah dapat dikendalukan, termasuk harga daging di pasaran untuk daging lokal perkilogram Rp 120.0000, daging impor Rp 75 sampai 80.000.
Ia berharap menjelang lebaran ini harga-harga aman terkendali dan kualitasnya bagus. “Jika harga-harga naik lebih dari 20 persen maka harus dilaporkan karena akan merugikan masyarakat. Jangan sampai barangnya tidak ada yang busuk dijual,” imbuhnya.
Kepala Bidang Perternakan Satia Sriwijayanti mengatakan, dalam pemantauan yang dilakukan, yang diuji adalah hasil produksi peternakan dan perikanan seperti ayam, daging sapi, jeroan sapi, udang, ikan asin gabus, kikil dan daging giling. “Semua kita uji apakah terkandung formalin, borax dan porcine,” ujarnya. (jonder sihotang)