Oleh : Heru Legowo
IndependensI.com – Lebaran yang ditunggu-tunggu umat Islam akhirnya tiba pasca penetapan hari Idul Fitri 1438 H oleh pemerintah yang jatuh pada hari Minggu, 25 Juni 2017. Artinya, ritual dari tahun ke tahun tersebut berulang kembali. Mudik Lebaran! Ritual mudik tidak juga kunjung berhenti.
Semakin tahun pemudik yang keluar Jakarta, justru semakin meningkat. Sudah pasti ada lonjakan pergerakan orang dan kendaraan keluar dari Jakarta dalam jumlah besar. Prediksi puncak arus mudik tahun 2017 ini, akan terjadi pada hari H-2 Jumat 23 Juni 2017 dan puncak arus balik terjadi pada H+4 pada hari Jumat 30 Juni 2017.
Untuk mengantisipasinya Pemerintah dan para menteri terkait telah menyiapkan semua sarana dan prasarana transportasi. Baik transportasi udara, angkutan laut, moda darat dan kereta api. Semua unit kerja membentuk Posko Angkutan Lebaran untuk mengamankan dan menjaga kelancaran peningkatan jumlah penumpang dan pemudik ini. Transportasi udara juga bersiap untuk itu. Semua unit terkait sudah menyiapkan diri.
Petugas operasional biasanya tidak diijinkan untuk cuti. Semua berkonsentrasi penuh mengantisipasi, menjaga dan menjamin agar proses pengangkutan penumpang berjalan dengan lancar, aman, cepat dan selamat.
AIRPORT
Bandar udara sudah pasti akan dipadati penumpang, pengantar dan penjemput.. Data dari PT. Angkasa Pura Airport terjadi kenaikan sebesar lebih dari 10 % dari tahun lalu.Kepadatan terminal menjadi krusial, perlu antisipasi dari petugas security bandara. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama menghadapi situasi yang tidak biasa.
Bukan hanya waspada dengan gerak-gerik penumpang, pengunjung yang mencurigakan. Juga kemungkinan tindakan yang tidak terduga, akibat delay yang berkepanjangan. Ini pernah terjadi ketika penumpang Lion Airlines menerobos masuk ke apron dan menyandera pesawat karena keterlambatan pesawat yang begitu lama. Atau seperti kasus di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Sekelompok orang mampu memaksa masuk ke apron dan petugas Security Bandara tidak berdaya menahan mereka. Belajar dari kasus tersebut, seharusnya ini menjadi lesson learned untuk menjalankan Airport Security Program dengan lebih baik. Apron juga mesti dimonitor dengan ketat. Jangan ada hal kecil yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya insiden atau accident.
Apron menjadi tempat dimana semua kegiatan berlangsung dengan waktu relatif singkat. Semua petugas mengejar waktu, agar pesawat mampu memenuhi jadwal penerbangannya. Ini kadangkala membuat konsentrasi menurun dan menimbulkan kecelakaan. Semua petugas di apron mesti lebih lebih ekstra hati-hati, baik petugas groundhandling, refueller truck, teknisi pesawat dan lainnya yang bekerja di apron.
Untunglah Bandara Soekarno-Hatta sudah mengoperasikan Terminal 3, sehingga daya tampung penumpang dan juga apron pesawat bertambah. Penumpang lebih nyaman. Walaupun membayar PSC yang cukup mahal, tetapi kiranya layak dengan pelayanan yang diterimanya.
Kelancaran sebuah bandara juga tidak terlepas dari dukungan kendaraan pemadu moda transportasi. Ini biasanya berupa taksi, bus, mobil sewaan, mobil pribadi, dan kereta api bandara yang baru ada di Bandara Kualanamu.
Akses masuk ke dan keluar dari bandara sangat mempengaruhi kelancaran pergantian moda ini. Selain itu juga parkir mobil di bandara. Terbatasnya parkir mobil akan berakibat kepadatan lalu lintas dan membuat kendaraan macet.
Yang menggembirakan pembangunan kereta bandara di Bandara Soekarno-Hatta sudah hampir selesaidan direncanakan dapat dioperasikan tahun 2017 ini. Stasiun kereta api bandara ini direncanakan mampu melayani 3.500 penumpang dan kapasitas ruang tunggu di peron stasiun adalah 2.000 orang. Semoga saja segera selesai sehingga membuat kenyamanan terbang semakin meningkat.
AIRLINE
Airline sudah pasti mengantisipasi dengan menyiapkan armadanya. Masalah menjadi pelik jika karena suatu sebab ada pesawat yang rusak dan mesti diperbaiki lebih dahulu. Pesawat pengganti mesti segera disiapkan. Oleh sebab itu pada rute penerbangan yang gemuk, disediakan penerbangan tambahan.
Kerjasama dengan unit kerja ground handling adalah mutlak untuk menjamin agar pesawat dapat menepati jadwal terbangnya. Dengan koordinasi dan kerjasama yang baik keterlambatan penerbangan diupayakan tidak terjadi. Atau paling tidak dapat diminalisasikan. Jika pun terjadi delay, mesti dalam batas toleransi minimal.
Semua penerbangan diusahakan menepati jadwal, selain memuaskan penumpang juga akan menaikkan angka OTP (On Time Performance). Petugas ground handling pasti sibuk luar biasa. Mereka lah yang memproses dan melayani penumpang yang membludak. Mempersiapkan semua dokumen selesai dengan cepat dan boarding ke pesawat tepat waktu. Kesalahan kecil di unit kerja ini dapat merembet ke airline, berupa keterlambatan keberangkatan pesawat.
Efek selanjutnya mempengaruhi bandara, karena delay beberapa pesawat akan mempengaruhi daya tampung terminal dan juga apron. Delay di suatu bandara memiliki efek berantai. Itu akan mempengaruhi juga pergerakan pesawat bandara lain, yang terhubung penerbangan langsung.
Petugas ground handling sangat menyadari hal ini dan berusaha keras untuk menjaga agar tidak terjadi. Hanya saja kendalanya adalah mereka hampir selalu bekerja
dalam situasi rush, karena tekanan untuk memenuhi waktu yang ditetapkan. Harus beketja cepat dan tepat dalam tenggat waktu yang ketat. Disinilah mesti diwaspadai benar, jangan membuat kesalahan kecil yang berakibat fatal.
Contoh nyata pada waktu membawa gerobag bagasi. Jika lupa memasang ganjal gerobag bagasi, akibatnya gerobag bisa menyenggol body pesawat! Dan itu menjadi masalah. Jika senggolan itu parah tidak hanya delay, pesawat bisa tidak dapat terbang dan harus dicek dulu oleh flight engineer. Dan itu berarti delay. Suatu kondisi yang sangat dihindari, agar tidak terjadi.
AIRNAV
Para petugas Airnav bekerja tanpa terlihat. Silent and sophisticated. Mereka bekerja di belakang layar radar dan diatas menara pengawas. Di bandara yang sibuk, mereka bekerja dalam situasi s t r e s s k e t i k a m e n g a t u r dan mengendalikan lalu lintas udara.
Masyarakat awam tidak pernah tahu bagaimana mereka bekerja keras, agar semua penerbangan berlangsung dengan cepat, teratur dan aman ketika berada di udara. Walaupun tidak terlihat, ruang udara diatas sana dipenuhi pesawat yang terbang dari dan ke segala arah.
Mengatur lalu lintas udara perlu memanfaatkan ruang udara semaksimal mungkin. Ada teknik-teknik khusus bagaimana melakukan ini. Salah satunya dengan mengatur separation (jarak) antar pesawat. Di darat dengan cara menaikkan runway occupancy rate. Bagaimana landasan pacu dapat digunakan se-optimal mungkin. Dengan semakin banyaknya pesawat yang tinggal landas dan mendarat di landasan menunjukkan bahwa landasan digunakan secara optimal.
Berita dari Times Of India, Bandara Mumbai berhasil menjadi bandara dengan landasan tunggal yang paling sibuk didunia. Ini rekor bagi para ATC Bandara International Mumbai. Bandara Mumbai mampu melampaui London’s Gatwick sebagai bandara dengan landasan tunggal tersibuk di dunia.
Ini sebuah prestasi bagi Mumbai International Airport dan Mumbai air traffic control. Mereka mampu mengakomodasikan satu pesawat tinggal landas atau mendarat dalam waktu 65 detik! Akhir Maret 2017 yang lalu, Mumbai airport melayani 45.2 juta penumpang, melewatiLondon Gatwick yang melayani 44 juta penumpang.
Mumbai airport menangani 837 pendaratan atau tinggal landas per hari. London Gatwick, melayani 757 pergerakan per hari. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi Airnav dan para ATC Bandara Soekarno-Hatta untuk meniru atau mengusahakan bagaimana membuat landasan pacu mampu menampung lebih banyak pesawat yang mendarat maupun tinggal landas.
Diatas semua kesibukan tersebut, kepada para calon penumpang juga dihimbau untuk memenuhi semua prosedur yang sudah ditetapkan. Semua mesti berfikir dan berbuat bersama demi kelancaran proses angkutan Lebaran ini. Contoh yang paling nyata 4 of 4
adalah tidak membawa barang bawaan yang berlebihan ketika memasuki cabin pesawat. Barang bawaan yang ukurannya tidak standar, beratnya melebihi persyaratan, jumlahnya banyak akan mempengaruhi proses keberangkatan pesawat.
Overhead rack bagasi di cabin pesawat menjadi tidak cukup untuk bawaan bagasi itu. Ini sangat berpotensi membuat delay, dan pesawat terlambat terbang. Jika tidak disiplin dengan hal itu, akumulasinya tidak saja di sebuah bandara, karena bisa terjadi keterlambatan di bandara tujuan, kemudian merembet ke semua bandara.
Hal yang sederhana ini akan menganggu kelancaran perjalanan mudik Lebaran kali ini.
Jadi ketika anda terbang dan mendarat di bandara tujuan dengan selamat, anda barangkali tidak atau kurang menyadari, bahwa ada banyak unit kerja yang terlibat dalam membuat perjalanan anda berlangsung nyaman, aman, cepat dan selamat.
Selama mudik lebaran dan selamat merayakan Idul Fitri 1438 H…
Penulis adalah Mantan General Manager Bandara Ngurah Rai, Bali, Direktur Operasi PT Gapura Angkasa dan kini aktif sebagai blogger.
Saran dan kritik kirim ke email : herulegowo@gmail.com