PEKANBARU (IndependensI.com) – Pagi itu Jumat (14/07/2017) akhir pekan kemarin, sekitar pukul 8.00 Wib suasana dilokasi SD Negeri 010 Desa Punti Kayu Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu – Riau, beda dari aktifitas seperti biasanya. Banyak orangtua murid datang ke sekolahan SD Desa Punti Kayu tersebut. Ternyata para orangtua wali murid sedang bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah dan memperbaiki ruang sekolah yang sudah reot.
Orangtua wali murid itu bergotong-royong atas undangan Kepala sekolah SD Negeri 010 yaitu Marzaini S,Pd. Tapi ketika Independensi.com berusaha menemui Kepala Sekolah, Marzaini tak ada dikantor atau di lokasi sekolahan. “Bapak Kepala Sekolah tak ada, beliau ada peresmian pacujalur di Teluk Kuantan” ujar perwakilan sekolah bernama pak Ikhsan.
Pak Iksan berkeluh kesah, bahwa siswa SD Negeri 010 itu tidak bisa belajar dengan nyaman, karena kurang bangku dan kursi belajar. Ruangan kelas juga berlantai tanah dengan diding kayu yang bopeng-bopeng atau compang-camping. Murid terpaksa duduk berdempet-dempetan agar bisa belajar. “Bangku dan meja belajar memang tidak cukup, makanya orangtua dan wali murid gotong royong,” ujarnya
Dijelaskan lagi, bahwa supaya anak SD bisa masuk pagi, harus ada penambahan lokal atau ruangan. Jumlah murid dengan ruang kelas tidak sebanding. Karena itu, dengan terpaksa ada bekas ruangan atau lokal TK yang harus dipakai walau keadaan lokal itu darurat. Kami perlu penambahan lokal, sebab kapasitas lokal tak mampu untuk menampung penerimaan siswa” kata Ikhsan.
Mirip Seperti Kandang Kambing
Para orang tua murid yang sedang gotong royong itu, ketika dimintai komentar oleh wartawan, geleng-geleng kepala melihat kondisi lokal yang mirip seperti kandang kambing. “Riau ini katanya Provinsi kaya raya dan bahkan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, tapi kenapa untuk meja dan bangku anak SD tidak ada? Ruang kelas atau lokal pun seperti kandang kambing, “kata Pak Sihombing.
Ditambahkan Pak Sihombing, “Riau terkenal minyak bumi, batubara, perikanan dan bahkan Perkebunan Kepala Sawit PTPN milik negara sangat lebar di Riau, kemana penghasilan Riau? Kalau tak ada keuntungan PTPN itu lebih baik dibagi saja sama rakyat” ujarnya
Orangtua siswa yang ikut bergotong-royong banyak yang mencibir Kepala Sekolah yaitu Marzaini, sebab orangtua sudah ikut gotong-royong tapi Kepala Sekolah justru pergi menghadiri peresmian Pacujalur yang tak penting.
“Lihatlah, Kepala Sekolah yang mengundang kami gotong-royong, tapi Kepala Sekolah juga tidak datang, ada tamu kok Kepala Sekolah tidak hadir?” Kata Pak Siagian. (IndependensI.com/Mangasa Situmorang).