Ruangan Sekolah Dasar (SD) Negeri 010 Punti Kayu, Kelas 3B Peranap, Riau, Lokal SD yang mirip kandang kambing ini tidak layak dan menjadi sarang nyamuk, sehingga sangat mengganggu anak-anak yang sedang belajar. Foto: Independensi.com/Mangasa Situmorang

Nyamuk Menghisap Darah Anak SD Itu Setiap Pagi

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Siapa tak kenal Provinsi Riau? Riau adalah salah satu Provinsi terkaya di Indonesia. Riau disebut-sebut penghasil sawit terbesar di Indonesia. Minyak, batubara adalah kekayaan yang tak pernah habis dari Riau. Namun dibalik kekayaan itu belum tentu rakyat menikmati kekayaan Riau sendiri.

Pada hari Senin (30/10/2017) kemarin, IndependensI.com menelusuri ke SD Negeri 010 Desa Punti Kayu, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu – Riau, bahwa bangunan SD Negeri 010 itu sangat darurat. Salah satu guru yakni Wali Kelas 3B yang bernama Sulikah Zainuri mengaku bahwa bangunan lokal darurat itu dibangun secara gotong royong antara orangtua murid dan guru. “Bagunan lokal darurat ini berlantai tanah, sekatnya seng, papan dan terpal plastik” ujarnya memulai pembicaraan.

Sulikah menjelaskan, bahwa lokal darurat itu ada karena kurangnya lokal di SD Negeri 010. “Siswa di SD Negeri 010 jumlahnya banyak, dan tidak mempunyai kapasitas untuk menampung anak-anak didalam lokal, jadi didirikanlah lokal darurat yang mirip seperti kandang kambing ini. Sudah lama SD Negeri 010 kekuarangan lokal, tapi sepertinya tak ada perhatian dari pemerintah. Dulu pernah Perkebunan sawit PT. Indriplant janjikan akan bantu lokal, tapi sampai saat ini tak terealisasi” ujarnya

Salah satu siswa SD Negeri 010 yang duduk dibangku kelas 3B yang bernama Firman Syahputra Sianipar, sebut bahwa dirinya dan teman sekelasnya tak nyaman didalam kelas. “Sekolah kami sering banjir, lantai tanah, banyak nyamuk menghisap darah setiap pagi. Emang untuk apa itu Om? Mau diberitakan ya sekolah kami sarang nyamuk itu?” kata Firman dengan polos.
Kondisi bangunan gedung yang tidak memadai tersebut membuat ruangan itu menjadi sarang nyamuk. Banyak murid mengeluhkan banyaknya nyamuk saat mereka sedang belajar. Namun karena tidak ada pilihan lokal sekolah, mereka harus pasrah menerima nasib. (Mangasa Situmorang)