WASHINGTON (JAKARTA) – Kapten tim nasional Meksiko, Rafael Marquez, dituduh terlibat kartel narkotika. Mantan pemain FC Barcelona itu bahkan diduga berperan sebagai “ujung tombak”.
Marquez terkenal setelah memimpin “El Tri” di empat Piala Dunia. Reputasinya terancam setelah Departemen Keuangan AS mencantumkan namanya di daftar hitam, Rabu (9/8/2017). Daftar ini berisi 22 nama orang dan 43 entitas yang terkait dengan kartel narkotika yang dikendalikan Raul Flores Hernandez.
Pihak AS mengatakan Marquez punya “hubungan yang sudah berlangsung lama” dengan Flores. Marquez disebut menjadi “ujung tombak” untuk Flores dan dipercaya menguasai aset milik kartel.
Departemen Keuangan menyebutkan bahwa Flores, yang pada Maret lalu divonis di Washington dan California atas kasus penyelundupan kokain, menjalankan operasinya di bawah tanah. Kartel Flores bekerja sama dengan kartel lain seperti Sinaloa dan New Generation.
“Raul Flores Hernandez beroperasi selama puluhan tahun karena bekerja sama dengan kartel narkotika lain. Dia juga menggunakan beberapa orang untuk menyembunyikan hasil penjualan narkotika ilegal,” kata John Smith, kepala Foreign Assets Control.
Nama lain yang masuk daftar hitam adalah Flores dan beberapa orang anggota keluarganya, rekan bisnis, dan penyanyi Latin yang pernah masuk nominasi Grammy, Julion Alvarez.
Washington akan menjatuhkan sanksi terhadap orang-orang di daftar hitam itu berdasarkan “Kingpin Act”. Sanksi berupa pembekuan aset, seperti rekening bank dan properti, yang berada di wilayah hukum AS. Departemen Keuangan juga melarang warga atau perusahaan AS berbisnis dengan mereka.
Pemerintah Meksiko sudah bertindak dengan menyita aset yang diduga milik kartel narkotika. Otoritas AS mengatakan Flores memiliki kasino, restoran, bar, perusahaan perkapalan, dan perusahaan produksi musik, yang sebagian besar berada di negara bagian Jalisco.
I used to be able to find good advice from your articles.