KUALA LUMPUR (IndependensI.com) – Jonatan Christie berhasil membuat sang Merah-Putih kembali berkibar di ajang SEA Games 2017 untuk kedua kalinya. Setelah meraih kemenangan bersama tim beregu putra, Jonatan kembali menyabet emas tunggal putra di nomor perorangan dengan mengalahkan Khosit Phetpradab (Thailand), dengan skor 21-19, 21-10.
Kehadiran keluarganya ternyata menjadi suntikan semangat bagi Jonatan. Ia pun tak gentar berjuang sendirian di laga final perorangan. Sang papa, Andreas Adi Siswa dan sang mama, Marlanti Djaja, hadir di Kuala Lumpur untuk menyemangati putranya di nomor perorangan.
“Papa dan mama sengaja datang ke sini khusus untuk mendukung saya. Oma saya juga sampai datang, saya memang dekat sekali dengan Oma saya. Tentunya jadi lebih semangat. Saya kalau tanding ditonton orang tua sendiri malah tambah semangat, nggak beban,” kata Jonatan seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI, Selasa (29/8). “Mungkin setelah ini saya mau mengajak mama saya jalan-jalan di Kuala Lumpur, karena kasian mama saya jarang kemana-mana sama saya, ketemu saja kami jarang. Hanya dua hari dalam seminggu, itu pun kalau saya pulang ke rumah. Kalau bertanding, apalagi dua negara berturut-turut, bisa sebulan nggak ketemu,” ujar Jonatan.
Jonatan pun mengaku jarang pergi bersama sang mama. Saat pulang ke rumah, ia memilih untuk menghabiskan waktu di rumah saja. Ketika ditanya soal pacar, Jonatan yang memiliki banyak penggemar wanita ini mengaku tak punya pacar. “Sekarang saya nggak punya pacar, nggak boleh pacaran sama koh Hendry (Saputra – Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI), ha ha ha,” tutur Jonatan sambil tertawa. Jonatan akan kembali ke Jakarta pada Rabu (30/8) dan mempersiapkan diri ke kejuaraan Japan Open Super Series dan Korea Open Super Series 2017.
Target Tercapai
Sementara itu pada nomor beregu pun, tim tunggal putra tak pernah mengalami kekalahan, mulai dari laga perempat final melawan Kamboja di perempat final, Thailand di semifinal hingga Malaysia di final. “Target sudah tercapai dari tunggal putra. Yang saya nilai itu mental dan daya juang. Di samping medali emas, ini yang penting bagi saya,” kata Hendry Saputra, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI.
Disebutkan Hendry, sebagai satu-satunya wakil Indonesia di babak final, Jonatan berhasil me manage beban dan tekanan yang ada. “Tegang pasti ada di dalam diri setiap pemain, tetapi Jonatan bisa melewati ini, bagus, ini proses kematangan buat dia. Medali emas ini merupakan hasil persiapan kami selama sebulan. Kami sudah atur bagaimana dia bermain di SEA Games,” ujar Hendry.
Dalam perjalanannya ke final, Jonatan mengalahkan Suppanyu Avihingsanon (Thailand) di babak pertama dengan skor 14-21, 21-8, 21-17. Di laga perempat final, Jonatan menang mudah atas Ng Zin Rei Ryan (Singapura), 21-13, 21-13. Jonatan juga menghentikan perlawanan pemain senior asal Vietnam, Nguyen Tien Minh, dengan skor 21-11, 21-16 dan lolos ke final. “Memang Jonatan semestinya sudah siap di level yang lebih tinggi. Tetapi SEA Games ini adalah ujian buat dia, apakah dia benar-benar siap di level yang lebih tinggi? Dan dia bisa melewati ujian ini. Kami kan sudah coba ikutkan dia di level super series, memang masih butuh waktu untuk lebih matang, harus lebih konsisten,” sebut Hendry.
Sementara itu, Hendry berharap tunggal putra dapat menciptakan partai all Indonesian final. Namun Ihsan Maulana Mustofa terhenti di semifinal dari Phetpradab, dengan skor 10-21, 21-23.