JAKARTA (IndependensI.com) – Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia, Letjen TNI Dr I Wayan Midhio, MPhil mengatakan kelompok Saracen atau penyebar kebencian yang ditangkap aparat keamanan belum lama ini harus diproses hukum dan diusut tuntas.
“Mereka harus dihukum seberat-beratnya. Kejahatan yang dilakukan kelompok itu sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” kata I Wayan Midhio kepada IndependensI.com di sela acara Seminar Kebangsaan “Peran Mahasiswa dalam menjaga Eksistensi Pancasila” yang diselenggarakan Gerakan Mahasiswa Penegak Pancasila (GMPP) Universitas 17 Agustus 1945 (UTA’45) Jakarta, Kamis (31/8/2019).
Menurut I Wayan Midhio, kelompok Saracen itu terbukti telah melakukan kejahatan lewat penyebaran kebencian di masyarakat. Kalau hal itu dibiarkan sangat berbahaya bangsa persatuan dan kesatuan bangsa. “Mereka itu kelompok pemecah bangsa melalui adu domba lewat pesan-pesan kebencian di masyarakat,” katanya.
Sudah ada contoh di mana akibat penyebaran ujaran kebencian itu bisa menghancurkan sebuah negara. I Wayan menyebut beberapa negara di Timur Tengah seperti Mesir di mana akibat ujaran kebencian lewat media sosial merusak negara. Hal itu harus menjadi pelajaran bagi bangsa kita agar jangan sampai negara ini rusak hanya karena ulah kelompok penyebar kebencian. Karena itu kasus Saracen harus diusut tuntas. “Siapa saja yang terlibat dibalik itu, dan siapa penyandang dananya, karena ada aliran dana ke masing-masing pelakunya,” katanya.
I Wayan Midhio yang juga Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan ini tampil sebagai salah satu pembicara di Seminar Kebangsaan “Peran Mahasiswa dalam Menjaga Eksistensi Pancasila tersebut. Seminar ini merupakan salah satu kegiatan Program Pengenalan Kehidupan Kampus (P2K2) Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45).
Pembicara lainnya yakni; Senator DPD-MPR RI Dr I Gusti Ngurah Arya Wedakarna yang menggelorakan semangat Pancasila dan Bela Negara; dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945, Rudyono Darsono, SH, MH membawakan tema yang fokus kepada nasionalisme mahasiswa, cinta negara, dan karakter yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, pejuang Pancasila dan NKRI.
Letjen Midhio mengangkat tema Membangkitkan Kesadaran Bela Negara Generasi Muda Indonesia”. Di tengah maraknya ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dia mengingatkan agar para mahasiwa benar-benar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemenhan, lanjutnya, tengah gencar mensosialisasikan aksi bela negara bagi kaum mahasiswa dan direncanakan kegiatan pengenalan kampus bagi bahasiswa baru akan diisi dengan materi bela negara. “Jadi, nanti setiap mahasiswa baru akan dibekali aksi bela negara.
Sekjen Kemenhan ini juga memuji Kampus Nasionalis 17 Agustus 1945 yang konsisten dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada setiap mahasiswa. “Ternyata ada kampus nasionalis yang sama dengan Unhan Indonesia, di mana mahasiswa dan lulusannya dibekali agar memiliki jiwa nasionalis dan Pancasilais,” tuturnya.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945, Rudyono Darsono menambahkan sebagai kampus nasionalis UTA45 akan menanamkan jiwa Pancasila kepada setiap mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. “Satu-satunya kampus yang melakukan sosialisasi Pancasila di area Car Free Day Jln Sudirman Thamrin Jakarta adalah Universitas 17 Agustus 1945. Sudah banyak tokoh yang hadir dan ikut di acara car free day yang digelar setiap minggu tersebut. Salah satunya adalah Susilo Bambang Yudhoyono sempat hadir bergabung dengan mahasiswa UTA45 ketika itu,” kata Rudyono.
Menanggapi mengenai terungkapnya kelompok penyebar ujaran kebencian Saracen, Rudyono mengatakan bahwa kelompok Saracen adalah penghianat bangsa. Kelompok penyebar ujaran kebencian ini perusak persatuan dan kesatuan bangsa. Kejahatan Saracen ini sangat berbahaya dan harus ditumpas.
Selain Saracen, kejahatan besar yang masih berlangsung adalah ulah para koruptor di negeri ini. Kejahatan koruptor itu keji. Apa yang dilakukan oleh para koruptor telah membuat bangsa kita tidak maju dan masyarakat kita miskin. “Koruptor lebih dahsyat karena membuat generasi anak bangsa menderita, padahal negara kita kaya,” tutur Rudyono yang selama ini banyak menyoroti masalah ketidakadilan dan maraknya mafia pertanahan, mafia hukum di pengadilan di negeri ini. (kbn)