JAKARTA (IndependensI.com) – Sektor ganda putra belum berhasil membawa pulang gelar dari Korea Open Super Series 2017. Capaian terbaik diperoleh pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai runner up turnamen. Sedangkan dua wakil lainnya, Berry Angriawan/Hardianto dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
“Target awal mereka (Kevin/Marcus) memang sampai final. Kemudian sampai di final, ini bukan alasan ya, tapi kondisi mereka memang menurun. Cara mainnya Kevin/Marcus juga tidak seperti yang lalu-lalu, kualitas menyerangnya kurang maksimal, kalau menurut saya karena kondisi mereka yang tidak prima. Kira-kira kondisi mereka 60-70 persen,” kata pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI, Senin (18/9).
Kevin/Marcus terhenti di babak final, usai berhadapan dengan Mathias Boe/Carsten Mogensen, 19-21, 21-19 dan 15-21. Kekalahan ini menjadi yang keempat kalinya setelah lima kali pertemuan. Terakhir keduanya berhadapan di Piala Sudirman 2017. Kevin/Marcus saat itu kalah 21-16, 22-24 dan 21-23.
“Sebenarnya dari semifinal kondisi mereka sudah kelihatan. Kualitas pukulannya, terutama saat melakukan smash kelihatan sekali. Memang hasil terbaik mereka ya sampai final. Tapi harus diakui, pemain Denmark ini mainnya rapi banget, tenang dan jarang membuat kesalahan. Kalau ketemu Boe/Mogensen, kualitas menyerang kita memang harus bagus. Karena kalau tanggung-tanggung sulit buat ditembus,” jelas Herry.
Usai Korea Open, Kevin/Marcus akan melanjutkan perjalanannya ke Japan Open Super Series 2017. Ditanya mengenai target, Herry mengatakan tak ingin memberikan beban khusus kepada pasangan nomor tiga dunia ini. “Untuk Kevin/Marcus, kalau lihat kondisi mereka saat ini, saya tidak mau memasang target khusus buat mereka di Jepang. Dilihat kondisi dulu besok mereka seperti apa,” ujar Herry.
Sementara untuk dua pasangan lainnya, Berry/Hardianto dan Rian/Fajar, akan dipantau pencapaiannya di turnamen ini. “Dua pasangan ini baru naik dari level grand prix. Mereka harus ketemu dengan pemain level dunia ranking 1 sampai 10 mereka harus coba. Jadi saya ingin melihat seberapa jauh kapasitas mereka di level ini. Mereka di sini untuk menambah jam pertandingan dan melihat potensi mereka sejauh mana saat bertemu pemain level atas, sehingga bisa diketahui apa kekurangan yang harus dilatih lagi,” tambah Herry. Selain tiga pasangan tersebut, Pelatnas PBSI Cipayung juga akan menurunkan duet Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
Debut Gelar
Sementara itu pebulutangkis putra Anthony Sinisuka Ginting menuai debut gelar ajang internasional, setelah mencatat kemenangan di Korea Open Super Series 2017, akhir pekan lalu. Tak tanggung-tanggung, pemain asal Bandung ini meraih gelar di ajang level super series. Sukses Anthony diraih usai menundukkan rekannya, Jonatan Christie 21-13, 19-21 dan 22-20 dalam tempo 68 menit.
“Rasanya senang akhirnya bisa menjadi juara. Selama ini saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra,” kata Anthony. “Dari awal pertama masuk saya main enjoy aja di lapangan. Nggak mikir gimana-gimana. Ketemu temen sendiri kan secara garis besar kami sudah sama-sama tahu. Kami lebih mengadu mental dan fokus di lapangan,” ujar Anthony lagi.
Anthony tampil percaya diri dengan dominasinya di game pertama. Ia unggul 4-0 di awal dan merebut poin 11-4 pada interval game pertama. Anthony terus melesat hingga akhirnya menang 21-13. Tak banyak kesulitan yang ditemui Anthony di game pertama ini. “Game pertama saya membaca sepertinya Jonatan belum dapet tempo mainnya. Dia kayanya masih ragu-ragu dan banyak mati sendiri. Saya coba tekan terus dari awal, jadi dia nggak berkutik,” ujar atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut.
Beranjak ke game dua, Anthony sempat memimpin 7-3 atas Jonatan. Namun beberapa kali kesalahan yang dilakukan Anthony, berbuah poin bagi Jonatan. Anthony balik tertinggal 12-16. Anthony yang tertinggal 16-20 sempat berusaha menekan Jonatan dengan merebut tiga poin berturut menjadi 19-20. Sayang setelahnya, Anthony malah gagal melakukan servis dan memberikan kemenangan untuk Jonatan, 19-21. Game ketiga pun harus dimainkan.
Pada game penentu, Anthony secara konsisten memimpin jalannya pertandingan. Namun menyentuh poin 18-14, Jonatan terus berupaya merebut kemenangan dengan merebut lima poin berurutan. Anthony kembali tertinggal 18-19. Di poin kritis Anthony berani tampil agresif untuk merebut poin. Ia akhirnya menang 22-20
Indonesia dipastikan membawa pulang dua gelar dari Seoul, Korea. Sebelumnya, pasangan ganda campuran Praveen Jorda/Debby Susanto juga berhasil menduduki podium tertinggi. Masih ada peluang bagi Indonesia untuk menambah satu gelar lagi dari pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon. Kevin/Marcus akan menantang unggulan satu asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.