Ilustrasi pembangunan gereja.

Aroma Duniawi “Aduh Seksinya” di Pesta Pembangunan Gereja HKBP Peranap Diprotes

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Panitia pembangunan dan pendeta Gereja HKBP Serangge Pabrik Punti Kayu, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau mendapat cibiran dari jemaat dan penatua gereja. Cibiran itu tidak lepas dari sikap panitia pembangunan gereja yang membiarkan masuknya lagu-lagu dunia yang seharusnya tak pantas dalam acara pesta pembangunan gereja.

Salah satu kepala grup undangan marga Narasaon yaitu Ama Delima Sirait, sempat membuat jemaat dan panitia pembangunan gereja HKBP kebakaran jenggot. Ama Delima Sirait menegur panitia pembangunan dan pemusik karena melantunkan lagu-lagu dunia seperti “Aduh Seksinya Bergoyang-goyang, Poco-poco, Goyang ke kiri-goyang ke kanan” dan bahkan sampai menampilkan tarian “Tangan di Atas”.

Ama Delima dengan tegas mengatakan harus ada perbedaan pesta gereja dan pesta adat Batak. Jangan sampai agama seberang menilai bahwa keimanan Kekristenan sama dengan kebudayaan adat. “Saya berharap kepada Panitia Gereja HKBP dan Pemusik, supaya tidak melayani dan melantunkan lagu dan tarian yang tak pantas. Ini pesta pembangunan Gereja dan bukan acara adat Batak. Jangan ada yang meminta lagu “Aduh Seksinya” dan “Maumere”. Kita harus sadar ini masih dalam lingkungan gereja dan pesta pembangunan gereja. Jikalau pun kita bersukacita haruslah bersukacita didalam Tuhan bukan lari dari jalur Kekristenan” ujarnya

Pihak Panitia Gereja HKBP pun Romidi Siahaan seketika itu sebut bahwa Keimanan Kristen berikut serta dengan adat. “Tak ada salahnya kehidupan Kristen bertentangan dengan adat” kata Romidi

Para undangan di warung kopi banyak mencibir apa yang di tampilkan panitia gereja. Seorang pemusik gereja, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Mangapul Simanjuntak, menyebut tak pantas panitia gereja ijinkan lagu-lagu “Aduh Seksinya bergoyang-goyang” di lingkungan gereja. “Seharusnya dalam pesta pembangunan gereja tak pantas lagu-lagu diniawi, masih banyak lagu rohani yang harus dilantunkan sesuai dengan adat batak. Panitia kok seolah-olah menikmati lagu Maumere, Poco-Poco dan Aduh Seksinya Bergoyang-goyang?” ujar Mangapul. (Mangasa Situmorang)