Kevin Caesario Akbar (Dokumentasi)

Giliran Kevin Jadi Juara

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Meskipun anak pertama dari dua bersaudara kelahiran Bogor 24 Februari 1998, dari pasangan suami-istri Yudi Mahriadi dan Reni Sriana Dewi, ini, sejak Agustus lalu nyaris tanpa istirahat yang berarti dalam menggeluti olahraga golf sebagai olahraga prestasi, namun dia mampu menjaga irama peak performance-nya.

Terbukti, selepas dia dan kawan-kawannya berhasil mempersembahkan medali perunggu dari nomor beregu putra untuk kontingen Indonesia di ajang SEA Games 2017 Agustus lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, dan medali yang sama di ajang South East Asian Amateur Team Golf Championship (yang dulu dikenal dengan Putra Cup), yang berlangsung di Gading Serpong Golf Club pada 5-8 September 2017, pegolf berusia 19 tahun ini kembali membuat kejutan.

Yakni, merebut gelar juara The 15th Credit Suisse Amateur Match Play Championship 2017 yang berlangsung di Gunung Geulis Country Club pada 12-14 September 2017 lalu.

Pada final yang mempertemukan pemain nasional lapis pertama, Kevin Caesario Akbar, dan pemain lapis kedua Dominikus Glenn Yuwono, mahasiswa FIB Universitas Indonesia semester dua jurusan sastra Inggris itu berhasil menumbangkan kegigihan, keuletan dan sikap pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Glenn yang baru berusia 14 tahun dengan skor tipis 2-up.

Kevin Caesario Akbar

Sejak event tersebut diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 2003, tercatat ada 7 atlet golf nasional dan seorang atlet golf expatriate asal Korea yang menjadi juara.

Mereka adalah Benny Kasiadi (juara pada 2004), Koo Jae Young (dua kali juara pada 2006 dan 2008), Hardjito (2009), Kurnia HS/Heri KL (2010), Cahyo Adhitomo/Bobby Cahyo (dua kali juara pada 2013 dan 2015), Naraajie (2014), Akmin (2016) dan tahun ini Kevin Caesario Akbar.

Sementara pegolf regular non atlet yang pernah naik podium sebagai juara dalam event Credit Suisse Amateur Match Play Championship adalah Jimmy Masrin (2003), Kemal Pawaka (2005), Rizal Arya (2007), Kusnadi Tanudjaja (2011), dan Zulhaimi (2012).

Bagi Kevin, yang mulai menekuni golf sebagai olahraga prestasi pada umur 10 tahun, menjadi juara Credit Suisse Amateur Match Play Championship adalah sebuah impian yang menjadi kenyataan.

Bagi seorang atlet golf menjuarai event match play adalah sesuatu yang sangat didambakan. Oleh karena itu menjadi sangat wajar apabila peraih gelar juara Olympic Jabar Amateur Open (OJAO) ke-2 pada 2016 ini sangat bersyukur. Artinya tak hanya pada event stroke play saja Kevin berjaya, pada match play pun dia mulai diperhitungkan oleh para kompetitornya.

Dan, andaikata pada tahun-tahun sebelumnya anak pertama dari dua bersaudara ini tidak pernah mengikuti event match play yang diselenggarakan oleh Gunung Geulis Country Club, bukan tidak mungkin dia akan “demam panggung” saat tampil di nomor beregu SEA Games XX di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Agustus lalu.

Pasalnya, sejak untuk pertama kalinya Indonesia mengikuti perhelatan pesta olahraga multi event empat tahunan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara yang lebih dikenal dengan SEA Games tersebut pada 1977, baru pada SEA Games 2017 cabor golf menerapkan format match play khususnya untuk nomor beregu putra dan putri.

Sehingga, bagi atlet golf yang jarang bertanding head to head seperti yang terjadi di match play, diakui atau tidak, pasti akan “shock”. Sebab, sesuai dengan julukannya yakni head to head (ada juga yang menyebut dengan istilah satu lawan satu), maka hanya pemain yang memiliki mental juara-lah yang bisa fight secara total dalam event match play.

Tapi, meskipun tidak secara rutin mengikuti event Credit Suisse Amateur Match Play Championship yang, sejak lima belas tahun lalu diselenggarakan di Gunung Geulis Country Club, namun Kevin Caesario Akbar dan Naraajie Emerald Ramadhan Putra, yang tampil di nomor beregu pada SEA Games Agustus 2017 lalu di Kuala Lumpur yang menggunakan format match play, berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia.

Hasil ini sama dengan hasil yang diperoleh Kevin pada SEA Games 2015 lalu di Singapura saat cabor golf masih menggunakan format stroke play baik di nomor perorangan maupun beregu putra dan putri.

Keberhasilan Kevin untuk pertama kalinya menjuarai The 15th Credit Suisse Amateur Match Play Championship 2017 menjadi sangat bermakna, karena annual event yang oleh komunitas golf di seluruh Tanah Air selalu diidentikkan dengan keberadaan Gunung Geulis Country Club tersebut, untuk pertama kalinya menggunakan format 32 besar.

Dalam perbincangan dengan independensi.com beberapa saat menjelang final yang mempertemukan Kevin Caesario Akbar dan Dominikus Glenn Yuwono, Eddy Putra sebagai Tournament Director mengungkapkan, diberlakukannya format 32 besar agar persaingan antar pemain berlangsung ketat dan kompetitif.

“Selain itu para peserta yang tampil dalam format 32 besar juga tidak diperkenankan menggunakan club car. Mereka harus berjalan kaki. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan format 16 besar. Mereka diperbolehkan menggunakan club car,” kata Eddy Putra yang pada Juli 2017 lalu menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi wasit di salah satu event major golf dunia bertajuk The Open yang berlangsung di UK.

Perubahan format dari 16 besar ke 32 besar dalam The 15th Credit Suisse Amateur Championship 2017 memang memberatkan bagi para golfer reguler non atlet yang terbiasa menggunakan club car.

Tapi, faktanya, annual event tersebut—sebagaimana yang disampaikan Eddy Putra kepada IndependensI.com – selain tidak mengundang protes juga berjalan lancar dan berakhir tepat pada waktunya.

“Padahal mereka pada sembilan lubang pertama harus bermain di East Course yang medannya sangat berat dan sembilan lubang kedua mereka harus bermain di West Course yang medannya hampir sama beratnya,” tutur Eddy Putra.

Oleh karena itu, wasit golf kaliber dunia yang low profile tersebut, melalui forum ini sangat mengapresiasi kepada seluruh peserta The 15th Credit Suisse Amateur Match Play Championship 2017.

Sementara Credit Suisse Advisor, Johanes Oeni, dalam sambutannya, antara lain mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga karena kontribusinya dalam memajukan olahraga golf di Indonesia setiap tahun memetik hasil yang sangat positif dengan munculnya para juara dari kalangan anak muda yang menggeluti golf sebagai olahraga prestasi.

“Contohnya adalah Kevin Caesario Akbar yang tahun ini menjadi juara. Usia Kevin saat ini 19 tahun.Itu artinya saat event ini diselenggarakan lima belas tahun yang lalu, Kevin baru berusia empat tahun,” kata Johanes Oeni, bangga.

“Oleh karena itu, melihat hasil yang telah dicapai dari event ini setiap tahun, Kami tetap berkomitmen untuk mendukung apa yang dilakukan pihak Gunung Geulis Country Club. Kami juga berharap tahun depan akan muncul juara dari kalangan pegolf muda,” tambahnya.

Diakui atau tidak kontribusi Gunung Geulis Country Club memang berdampak sangat positif.Paling tidak, ketika asosiasi golf amatir di negeri ini terkesan mengenyampingkan event match play, golf course tersebut secara konsisten tetap menggelar kejuaraan “head to head” yang banyak mengundang minat para golfer dari seluruh Indonesia untuk menguji mental dan skill mereka.

“Kalau tidak ada event match play ini, saya tidak akan pernah bisa merasakan bagaimana menjadi juara dalam kejuaraan golf yang lawannya bukan diri sendiri melainkan benar-benar lawan dalam arti yang sebenarnya yang harus saya kalah,” kata sang juara kali ini, Kevin Caesario Akbar

Selain mengucapkan terima kasih kepada pihak sponsor dan penyelenggara, Kevin juga mengucapkan hal yang sama yang ditujukan kepada Ayah dan Ibunya. “Karena, tanpa dukungan kedua orang tua saya, saya tidak mungkin akan berada di panggung ini,” kata Kevin. (Toto Prawoto)

One comment

Comments are closed.