Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berpidato di depan Sidang Umum PBB di New York, AS, Selasa (19/9/2017). (AFP)

Mesir Serukan Palestina dan Israel Hidup Berdampingan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyerukan Palestina agar bersatu dan “siap hidup berdampingan” dalam perdamaian dengan Israel.

Permintaan itu disampaikannya dalam pidato di PBB, New York, Selasa (19/9/2017), sehari setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Al-Sisi mengatakan perdamaian Israel-Palestina diperlukan untuk menciptakan stabilitas di seluruh kawasan sekitarnya.

Selama ini Mesir sudah menjadi negara terdepan dalam upaya mediasi antara faksi yang bersaing di Palestina yaitu Fatah dan Hamas. Mesir juga selalu mempromosikan perdamaian Israel-Palestina.

Al-Sisi mengatakan bahwa dia ingin “mengatakan kepada rakyat Palestina, pentingnya persatuan dan mengatasi semua perbedaan, dan siap menerima koeksistensi dengan yang lain, dengan Israel, dalam suasana yang aman dan sejahtera.”

Pemimpin Mesir itu juga mengajukan perminaan serupa kepada pihak Israel. Dia mengatakan bahwa perdamaian Israel-Mesir yang sudah berlangsung selama beberapa dasawarsa dapat diperluas hingga ke Palestina untuk “mengatasi hambatan kebencian selamanya.”

“Kita dapat mengulangi pengalaman ini, mengambil langkah yang luar biasa ini sekali lagi, bersama-sama dengan perdamaian dan keamanan warga Palestina,” ujarnya.

Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979. Kini Mesir menyerukan dimulainya kembali perundingan damai Israel-Palestina yang terhenti sejak 2014.

Pertemuan antara Al-Sisi dan Netanyahu di New York pada Senin (18/9/2017) diikuti dengan perbincangan teleponantara pemimpin Palestina Mahmud Abbas, yang berasal dari kelompok Fatah, dan ketua Hamas Ismail Haniya.

Mesir telah menjadi mediator antara Fatah, yang menguasai Tepi Barat, dan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, sejak 2007.

Haniya menemui pejabat Mesir di Kairo, pekan lalu. Setelah itu, Hamas menyatakan siap memenuhi tuntutan Fatah untuk menyeelsaikan pertikaian di Gaza. Hamas juga mengatakan mendukung diselenggarakannya pemilihan umum dan negosiasi untuk membentuk pemerintahan bersatu.