BEKASI (IndependensI.com) – Musim hujan mulai turun. Banjir kiriman dari Bogor menjadi acaman bagi warga Kota dan Kabupaten Bekasi, terutama yang bermukim di pinghir Kali Bekasi.
Terlebih kondisi tanggul atau sheet pile Kali Bekasi yang longsor sejak Februari 2017 di bibir Jalan Raya Cipendawa, Kelurahan Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi hingga kini belum diperbaiki, menjadi acaman serius. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Rawalumbu- Kecamatan Jatiasih itu, bisa terputus.
Kondisi tanggul yang ambruk sejak delapan bulan lalu, kini bertambah parah. Bukan hanya tanggul yang ambruk, tapi lapisan tanah di bawah jalan semakin tergerus karena derasnya aliran Kali Bekasi, bahkan mengancam pondasi jembatan.
Pantauan di lapangan, panjang tanggul Kali Bekasi yang longsor sekitar 50 meter. Titik longsor berada tepat di tikungan jalan yang baru dibeton oleh Pemerintah Kota Bekasi setahun sebelum longsor.
Tanggul berbeton ini diduga longsor karena tak kuat menahan arus yang ada di Kali Bekasi.
Pasalnya, lokasi kejadian berdekatan dengan titik pertemuan aliran air Kali Cikeas dengan Kali Cileungsi, sehingga debit air yang masuk Kali Bekasi sangat tinggi dan deras.
Menanggapi tanggul yang jebol, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bekasi, Tri Adhianto menyatakan, tanggul sheet pile Kali Bekasi yang ambruk pada Februari 2017 lalu, baru akan diperbaiki pada awal 2018.
Perbaikannya dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kalau mengandalkan anggaran Kota Bekasi, tidak akan mampu, karena biaya perbaikan tanggul sangat mahal, katanya kata, Senin (2/10/2017).
Ia mengatakan, Kali Bekasi merupakan kewenangam BBWSCC. Maka jika terjadi kerusakan infrastruktur, yang memiliki kewajiban memperbaikinya adalah pemerintah pusat. Sementara pemerintah daerah, hanya bisa mengajukan usulan perbaikan dengan mempertimbangkan skala prioritas.
“Informasi yang kami terima sekarang dalam proses pengajuan lelang oleh pusat, sehingga tahun depan sudah bisa terlaksana perbaikannya,” ujar Tri. Namum ia belum mengetahui besran alokasi anggaran perbaikannya.
Disebutkan, ada tiga proyek yang akan menjadi skala prioritas BWSCC dalam menanggulangi infrastruktur di Bekasi. Pertama tanggul sheet pile di Cipendawa, tanggul di SDN VI Pekayon Jaya, dan tanggul di Kemang Pratama. Ketiga tanggul itu harus segera diperbaiki karena dikhawatirkan akan merembet ke infrastruktur apalagi musim hujan mulai datang.
Jika tanggul Cipendawa tidak segera diperbaiki akan merembet ke jalan raya. Sedangkan tanggul di SDN VI Pekayon Jaya akan berdampak pada aktivitas sekolah dan mengancam keselamatan anak-anak. Tanggul di Kemang Pratama juga harus diperbaiki, karena akan berdampak pada lingkungan sekitar.
Sebelumnya pejabat BBWSCC mengaku tidak dapat memperbaikinya karena alokasi dana hingga Rp 180 miliar yang dimiliki untuk proses normalisasi Kali Bekasi. Selain itu, tanggul sheet pile yang ambruk di Jalan Raya Cipendawa, merupakan proyek pemerintah daerah setempat pada 2012 lalu. Karena itu, tanggung jawab perawatan dan pemeliharaan masih berada di pihak yang membangun tanggul tersebut, ujarnya. (jonder sihotang)