Kentaro Nanayama membacakan janji atlet. (Toto Prawoto)

Antara Peluang dan Peningkatan Kualitas

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Sebanyak 120 pegolf junior (sesuai standar lapangan, karena kalau lebih dari itu jalannya turnamen akan menjadi sangat lambat) putra dan putri mulai pagi ini, Jumat (6/10/2017) hingga Minggu (8/10/2017) akan bertanding untuk merebut gelar Best Gross Overall (BGO) dalam The 6th McDonald’s Junior Golf Championship 2017, yang berlangsung di Senayan National Golf Club, Jakarta Pusat.

Para pegolf tersebut berasal dari 12 provinsi dan 34 klub golf yang tersebar di seluruh Indonesia. Keduabelas provinsi tersebut adalah D.I Aceh, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Sumut, Sumsel, Riau, Kaltim, Sulsel, dan DKI Jakarta sebagai tuan rumah.

Para pemain yang bertanding pada event kali ini dibagi dalam kelompok umur masing-masing Kelas A Putra (15-17 tahun), B (13-14 tahun), C (11-12 tahun) dan D (8-10 tahun), sementara untuk Kelas A Putri (14-17 tahun), B (12-13 tahun) dan C (8-10 tahun).

Dari data yang berhasil dihimpun IndependensI.com – sebagaimana ulasan yang dibuat beberapa hari lalu – pegolf junior yang bertanding di kelas A putra dan putri jumlah mereka masih mendominasi pada kejuaraan tahun ini.

Peluang bagi pegolf yang berkompetisi di kelas A dan B putra putri kali ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, akan berlangsung ketat dan seru.

Apalagi pegolf junior yang bersaing di kelas A dan B putra putri, seperti Jonathan Wiyono, Rivani, Dominikus Glenn, Michella Tjan, yang selama ini dianggap sebagai “batu sandungan” oleh pemain lainnya, pada kejuaraan kali ini absen karena mengikuti kejuaraan amatir di tempat lain.

Sehingga, pegolf yang bersaing di kelas B putri peluangnya untuk merebut BGO terbuka lebar. Paling tidak, dengan absennya Michella Tjan – sebagai juara bertahan – di kelas ini akan muncul juara baru.

Lalu, bagaimana dengan kelas B putra?Tampaknya, posisi Kentaro Nanayama – sebagai juara bertahan – masih cukup aman, mengingat pesaing terdekatnya yakni Dominikus Glenn, pada kejuaraan kali ini pun absen.

Ditemui oleh IndependensI.com saat sedang berlatih di area putting green Senayan National Golf Club kemarin, pegolf kelahiran 2 Desember 2002, dari pasangan suami-istri Hiroto Nanayama (Jepang) dan Delfi Hoei (Indonesia), itu mengungkapkan bahwa dia akan bermain lepas dan tidak akan mempedulikan siapa yang akan menjadi pesaingnya.

Kentaro Nanayama

“Selain bermain lepas, saya juga akan berusaha bermain sebaik mungkin,” katanya.

“Persiapan yang saya lakukan, biasa-biasa saja. Saya lebih banyak berlatih putting, karena sejak saya sakit beberapa minggu yang lalu, putting saya tidak akurat seperti waktu-waktu sebelumnya,” tutur Kentaro saat disinggung persiapan yang dilakukannya sebagai juara bertahan.

Meski persiapan Kentaro lebih fokus ke putting, bukan berarti dia mengabaikan segala rintangan yang ada di Senayan National Golf Club.”Pastilah… saya juga berlatih di golf course ini… Tapi, memang, saya lebih banyak di putting green,” tegasnya.

Peluang juara di kelas A putra dan kelas A putri pada kejuaraan kali ini pun sangat terbuka sekaligus bukan mustahil akan muncul wajah atau nama baru.

Pasalnya di kelas ini, pegolf yang telah menyandang predikat sebagai pegolf nasional, hampir semuanya tidak ada dalam pairing yang telah dikeluarkan oleh panitia pelaksana pertandingan.

Hanya tinggal Patricia Sinolungan seorang yang namanya tercatat di-pairing. Pegolf junior putri kelahiran 5 Mei 2001 tersebut, akan bersaing dengan lima belas pemain lainnya yang berkompetisi di kelas A putri usia 14-17 tahun.

Sejak McDonald’s Junior Golf Championship digulirkan enam tahun lalu, kalaborasi antara Senayan National Golf Club dan PT Rekso Nasional Food (McDonald’s Indonesia) sebagai sponsor utama, selain menjadi salah satu kejuaraan yang ditunggu-tunggu oleh para pegolf junior di seluruh Indonesia, event tersebut juga cenderung terus meningkat kualitasnya.

Jika tahun lalu mulai dipertandingkan nomor beregu atau team, pada tahun ini pun ada perubahan yang sangat signifikan.

Sebagaimana yang disampaikan Nia Adriana dari Ancora Sports kepada IndependensI.com, tahun ini jumlah harinya ditambah.Bila pada tahun-tahun sebelumnya hanya berlangsung selama dua hari, tahun ini menjadi tiga hari.

Perubahan itu terjadi untuk menghilangkan kesan “fun” yang selama ini terjadi dan ditingkatkan menjadi turnamen prestasi.

Ternyata perubahan jadwal pertandingan dari dua hari menjadi tiga hari, disambut positif oleh para peserta.

“Sebagai orang tua pegolf, saya sangat mengapresiasi perubahan yang dilakukan oleh penyelenggara kejuaraan ini. Menurut saya, kejuaraan ini banyak menarik peserta, karena penyelenggara selalu berusaha meningkatkan kualitasnya,” kata Retno Santoso, mantan atlet golf nasional era 1990-an yang saat itu namanya sangat terkenal dan lebih akrab dipanggil dengan Retno Mustari, yang sangat aktif mengikutsertakan anak pertamanya yang bernama Danish Ara Salima tampil bersaing dalam McDonald’s Junior Golf Championship.

Danish, anak pertama Retno Santoso, lahir pada 11 September 2007, yang saat ini masih duduk di bangku kelas 5 Royal Wells International School, dalam event tersebut berkompetisi di kelas C putri usia 8-10 tahun.

Retno Santoso dan putrinya, Danish.

Menyinggung sedikit mengenai kegiatan Danish di olahraga golf, mantan atlet golf nasional tersebut berkata:

“Seperti ibu-ibu lainnya, saya pun ingin agar Danish bisa menjadi atlet golf yang baik.Tapi, sebagai mantan atlet golf nasional, saya tidak pernah memaksakan kehendak saya.”

“Kenapa? Karena Danish harus menjadi dirinya sendiri. Tidak boleh menjadi bayang-bayang diri saya!”

Alga Topan

Sementara, Alga Topan, pelatih golf nasional, menyambut baik perubahan jadwal kejuaraan dari dua hari menjadi tiga hari.

“Karena, dengan demikian, para pegolf putra dan putri yang bertanding di kelas A dan B, akan mendapat poin WAGR (World Amateur Golf Ranking),” katanya. (Toto Prawoto)