Suwarno. (Istimewa)

KONI Pusat Siap Gantikan Satlak Prima

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat (KONI Pusat) mulai bersiap diri jika pemerintah secara resmi menunjuk lembaga yang dipimpin oleh Tono Suratman ini untuk menggantikan posisi Satuan Pelaksanan Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

“Kita ikut pemerintah saja. Tapi hingga saat ini keputusan itu belum ada,” kata Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno di sela peringatan HUT Ke-79 KONI di Kantor KONI Pusat, Selasa (17/10). Menurut dia, jika tugas tersebut benar-benar diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), pihaknya mengaku sudah siap meski tantangan kedepan bakal lebih berat mengingat Asian Games 2018 Jakarta-Palembang tinggal sepuluh bulan.

Saat ditanya apa langkah pertama yang dilakukan jika benar-benar menggantikan posisi Satlak Prima, Suwarno menegaskan jika pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu limpahan tugas yang diberikan. Limpahan tugas tersebut akan dijadikan modal untuk merumuskan langkah selanjutnya. “Kalau dapat tugas sebagai monitoring itu seperti apa saja. Jika menjadi pengawas seperti apa juga. Atau tugas-tugas yang lain,” tutur mantan Komandan Satlak Prima itu.

Meski demikian, KONI Pusat ternyata sudah mempunyai gambaran bagaimana mensukseskan Indonesia pada Asian Games 2018. Ada tiga hal yang menjadi sorotan yaitu venue atau lokasi pertandingan, persiapan penyelenggaraan hingga bagaimana persiapan kontingen. Suwarno menjelaskan, untuk menghadapi Asian Games 2018 memang harus berkaca pada pelaksanaan SEA Games Singapura maupun SEA Games Malaysia karena banyak kendala yang dihadapi, terutama dalam persiapan atlet maupun pendukungnya.

“Misal ‘try out’. Selama ini harus izin Setneg dulu. Kedepan proses itu seharusnya dipangkas. Yang lain masalah peralatan. Jangan sampai terlambat lagi. Begitu juga dengan uang saku. Harus ada solusinya. Makanya kami akan terus mendorong percepatan ini,” imbuh pria asal Jawa Tengah itu. KONI berharap keputusan pemangkasan birokrasi bisa dilakukan secepatkan karena jika terus berlarut akan berdampak pada persiapan semuanya mengingat Asian Games 2018 kurang dari satu tahun.