foto birkompu

Kementerian PUPR Terapkan Inovasi  Pembangunan Infrastruktur yang Makin Cepat, Efisien, Akurat dan Berkualitas

Loading

JAKARTA (Independensi.com)  – Di tengah Pandemi COVID-19 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Hal ini juga dilaksanakan dalam rangka mendukung Visi Presiden Joko Widodo yakni untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. Untuk itu, guna mencapai target pembangunan tersebut diperlukan inovasi dan teknologi terbaru di bidang konstruksi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih cepat, akurat, efisien dan lebih berkualitas. “Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang,” kata Menteri Basuki.

Pada tahun 2020-2024 Kementerian PUPR telah menetapkan target prioritas pembangunan infrastruktur. Di bidang sumber daya air di antaranya  61 bendungan di seluruh Indonesia dan jaringan irigasi untuk 500 ribu Ha daerah irigasi. Bidang konektivitas di antaranya pembangunan  2.500 km jalan tol baru dan 3.000 km jalan nasional baru.

Di bidang permukiman, direncanakan peningkatan akses air minum layak menjadi 100%, peningkatan akses sanitasi layak menjadi 90%, dan pembangunan serta rehabilitasi 5.500 unit prasarana dan sarana pendidikan, olahraga, dan pasar. Sedangkan untuk perumahan, Program Sejuta Rumah akan terus dilanjutkan melalui berbagai pola penyediaan dan pembiayaan perumahan yang lebih inovatif.

Untuk mendukung tercapainya target tersebut, Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan mengatakan Kementerian PUPR terus mengembangkan dan  memanfaatkan teknologi dalam di bidang konstruksi. Beberapa teknologi tersebut yakni Drip Irrigation dan Big Gun Sprinkler yang merupakan bentuk inovasi dalam sistem penyediaan air baku mandiri dan sistem irigasi untuk kawasan yang relatif sulit air sehingga air dapat dimanfaatkan secara efisien untuk mendukung produksi pertanian yang lebih optimal. Teknologi ini telah digunakan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Sumatera Utara dalam rangka pengembangan Food Estate.

Di bidang konektivitas tengah dikembangkan Multi Lane Free Flow (MLFF) yakni teknologi untuk meningkatkan layanan jalan tol antara lain dengan sistem transaksi tol nirsentuh. Sistem MLFF merupakan kelanjutan dari proses elektronifikasi yang sudah berlangsung sejak 2017 silam dan akan diterapkan secara bertahap mulai 2021 ini (pengurangan gerbang tol, registrasi pengguna kendaraan, hingga penghapusan gerbang tol).

Di bidang permukiman di antaranya Teknologi Waste to Energy (W2R) yang merupakan teknologi pengolahan sampah dengan incinerator untuk mengkonversi material padat menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Saat ini sedang dikembangkan di Balikpapan, (Kaltim), Suwung (Badung, Bali) dan Banjar Bakula (Kalsel). Di bidang perumahan di antaranya Rusun Pracetak Modular yang sudah digunakan di pembangunan Rusun ITB Jatinangor.

 

Endra S. Atmawidjaja yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR juga mengatakan selain pemanfaatan berbagai teknologi di atas, Kementerian PUPR juga terus mendorong inovasi yang memberikan nilai tambah dan sisi lain yang lebih humanis pada setiap infrastruktur yang dibangun.

“Salah satunya contoh inovasi yang telah dilakukan yakni pembangunan Jembatan Youtefa di Jayapura yang dalam bahasa setempat artinya pergi ke kampung. Jembatan ini memiliki nilai inovasi sebagai jembatan pelengkung baja terpanjang di Papua dengan bentang 1,6 km. Material pelengkung yang dibangun oleh anak bangsa di 11 PT PAL dibawa sejauh 1.000 km dari Surabaya lewat laut menuju Jayapura, untuk kemudian dirakit secara on-site dengan sangat presisi,” ujar Endra pada Webinar Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi Pembangunan Infrastruktur Untuk Negeri.

Sementara itu Pejabat Fungsional Perekayasa Ahli Utama Arie Setiadi Moerwanto mengatakan inovasi dan teknologi yang telah dikembangkan ini juga harus didukung oleh pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Untuk itu Kementerian PUPR mengembangkan Program Magister Super Spesialis sejak 2020 untuk bidang teknik dan kita juga sedang menyiapkan Program Magister Super Spesialis non teknik,” kata Arie.

Dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi yang diiringi dengan peningkatan kualitas SDM konstruksi diharapkan dapat mempermudah, mempercepat serta meningkatkan kualitas dan kehandalan dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia.

Sementara itu Iwan Suprijanto Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi Building Information Modelling semakin diperluas dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur, khususnya pada bidang bangunan gedung. Belasan proyek sudah memanfaatkan BIM mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga audit pembangunan. BIM bukan sekedar penerapan teknologi yang inline dengan industri 4.0, tetapi menurut Iwan, adalah perubahan mindset yang diutamakan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih cepat, akurat, efisien dan berkualitas. (wst)