JAKARTA (IndependensI.com) – Bagi Jowi, demikian sapaan akrab Jonathan Wijono – pegolf junior dari Pengprov PGI Jawa Timur – gelar juara yang direbutnya di event BRI Junio – Pondok Indah International Junior Golf Championship 2017, yang berlangsung di Senayan National Golf Club dan Pondok Indah Golf Club pada 18-21 Desember 2017 merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke-17.
Penampilan Jowi kali ini membuat banyak orang berdecak kagum. Pasalnya, meskipun juara nomor individu dan beregu PON XIX di Jawa Barat September tahun lalu itu mendapat pressure dari “duo Thailand” Kosuke dan Atiruj, arek Suroboyo tersebut sama sekali tidak terpengaruh. Jowi finis di posisi teratas dengan skor -9!
“Saya memang sempat goyah ketika Atiruj dari Thailand menyalip saya. Bahkan Atiruj skornya sempat lebih baik dari skor saya. Tapi, saat di hole 8 saya birdie sedangkan Atiruj boggey, saya optimistis bahwa saya akan bisa kembali mengambil alih pimpinan kelasemen sementara di ronde terakhir (final),” tutur Jowi.
Apa yang dikatakan Jowi terbukti benar. Posisi Atiruj kian melorot tajam. Justru Kosuke, rekan Atiruj-lah, yang membayangi Jonathan Wijono pada detik-detik terakhir. Tapi, berkat kepercayaan diri serta permainan yang sangat konsisten pada second nine di ronde terakhir (final), posisi pegolf junior andalan Pengprov PGI Jawa Timur itu tidak mungkin terkejar oleh “duo Thailand” tersebut, meskipun saat ketiga pegolf tersebut akan mengakhiri permainannya di hole 18 untuk kesekian kalinya terjadi suspend.
Selain hujan turun sangat lebat, green di hole 18 pun tergenang air. Ketika hujan mulai reda, beberapa orang petugas lapangan segera mengeringkan air yang menggenang di hole 18.Sejurus kemudian sirine tanda permainan dilanjutkan kembali pun berbunyi. Andaikata bola Jonathan saat dia melakukan pukulan birdie putt masuk, deposit skornya bertambah satu menjadi -10. Sayang Jowi hanya par di hole 18, sehingga skor akhir yang dibukukannya tetap -9.
Skor tersebut sudah cukup untuk menghantarkan pegolf junior yang tahun ini berusia 17 tahun itu menjadi juara BRI Junio – PII JGC 2017. Sementara posisi kedua dan ketiga direbut “duo Thailand” masing-masing Kasuke dan Atiruj.
Jika Kasuke dan Atiruj gagal melampaui Jonathan Wijono, lain halnya dengan Atthaya. Pegolf putri dari Thailand ini menjadi juara di kelompoknya setelah membukukan skor -5 selama tiga hari berturut-turut. Sedangkan posisi kedua dan ketiga direbut oleh Natasha dan Cho Ay masing-masing dengan -4 dan -3.
Sungguh pun selama kejuaraan berlangsung diwarnai suspend, namun para pegolf junior baik yang berkompetisi di kelas A, B, dan C putra-putri yang bermain di Pondok Indah Golf Club maupun para pegolf yang bersaing di kelas D, E, dan F yang bermain di Senayan National Golf Club, tetap bersemangat dan sama sekali tidak terpengaruh dengan ada suspend tersebut.
“Saking bersemangatnya mereka sampai-sampai mereka takut didiskualifikasi kalau mereka akan berganti baju yang basah kuyup diguyur hujan,” kata Dais Irianto, co-Tournament Director, yang memimpin jalannya kejuaraan di kelas D, E, dan F, sambil menahan tawa.”Setelah saya beritahu kalau suspend-nya masih lama, barulah mereka buru-buru pergi ke locker untuk ganti baju.”
Seperti persaingan yang terjadi di kelas A,B dan C yang berjalan aman tanpa dispute, hal yang sama pun terjadi di kelas D, E, dan F.
“Semangat anak-anak yang bersaing di kelompok umur di bawah 10 tahun (kelas D, E, dan F) pun benar-benar sangat luar biasa. Selain bersemangat mereka juga tidak manja. Setidaknya, ketika gerimis rintik-rintik sudah mulai jatuh di Senayan National Golf Club, mereka tetap saja berjalan menyusuri fairway.”
“Mereka sudah paham benar bahwa kalau belum ada sirine berbunyi berkepanjangan permainan tetap harus dilanjutkan… Tapi, lucunya, begitu terjadi suspend, mereka tidak segera mengganti baju karena takut didiskualifikasi,” papar Dais Irianto yang, selama berkecimpung di olahraga golf, baru kali ini mendapat kepercayaan sebagai co-Tournament Director.
Sebelumnya, Dais dikenal sebagai wasit yang sering dilibatkan – baik dalam event berskala nasional, regional maupun internasional yang berlangsung di Indonesia termasuk menjadi wasit di Indonesian Masters pada 2016.
”Saya sungguh sangat berterimakasih karena saya diberi kepercayaan untuk memimpin jalannya kejuaraan junior tingkat internasional… Alhamdullilah berjalan lancar tanpa hambatan,” katanya dengan suara tertahan.
Berbicara masalah semangat yang ditunjukkan oleh para peserta – baik yang bertanding di Pondok Indah Golf Club maupun di Senayan National Golf Club – membuat Ketua Perkumpulan Golf Pondok Indah, Andi Sangaji, terkagum-kagum.
“Event ini kan event amatir dan tidak memperebutkan hadiah uang. Tapi, dalam pengamatan saya, para peserta benar-benar all out. Ini suatu bukti bahwa salah satu misi kami yang berkaitan dengan penggemblengan mental juara, berhasil. Bayangkan. Mereka tidak mendapat hadiah uang karena event ini memang event amatir. Tapi, mereka mau datang ke sini dan pakai biaya sendiri… Hal ini yang membuat kami terharu dan sekaligus bangga,” kata Andi Sangaji.
Menjawab pertanyaan, apakah ada kemungkinan untuk event yang sama tahun depan jadwalnya akan diubah, mengingat pada event tahun ini diwarnai suspend akibat cuaca yang kurang kondusif, Andi Sangaji mengungkapkan bahwa pihaknya akan membicarakannya terlebih dahulu dengan pengurus lainnya.
“Yang jelas, curah hujan tahun ini memang turunnya tepat waktu. Yakni dimulai pada September, Oktober, November dan Desember. Padahal, tahun lalu, walaupun kejuaraan yang sama diselenggarakan pada Desember, namun aman-aman saja. Tidak turun hujan… Tapi, sekali lagi, untuk mengubah jadwal kejuaraan tahun depan, seperti saya katakan tadi kami akan mempertimbangkannya.” Andi Sangaji mengakhiri obrolan singkatnya dengan IndependensI.com. (Toto Prawoto)