Tahun Politik, Ansor-Banser “Merapat” dengan Bupati Tulungagung

Loading

TULUNGAGUNG (IndependensI.com) – Kasatkornas Barisan Serbaguna NU Alfa Isnaini mengakui dua organisasi Nahdliyin, yakni Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Nahdlatul Ulama Tulungagung saat ini kian mesra dengan bakal calon petahana Kabupaten Tulungagung, Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo.

“Kalau persoalan, ditanyakan sekarang (GP) Ansor-Banser lagi mesra dengan Pak Syahri, bukannya sekarang lho. Pak Syahri itu pernah tercatat sebagai salah satu anggota dewan pembina Ansor, periode yang lalu. Hanya saja, ya mungkin tidak terkenal,” kata Alfa Isnaini di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (1/1/2018).

Pernyataan Alfa itu disampaikan sebagai klarifikasi atas munculnya spekulasi politik yang berkembang di penghujung 2017, menyusul kegiatan pelantikan dewan pengurus GP Ansor periode 2017-2021 di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung pada Jumat (30/12/17) malam.

Penyelenggaraan di pendopo itu dinilai sejumlah pihak memiliki makna terselubung selain kepentingan pelantikan pengurus GP Ansor Tulungagung yang sempat tertunda sejak digelarnya musyawarah cabang, beberapa bulan lalu.

“Orang bisa menilai ini bagian dari manuver Alfa (Isnaini) dengan membawa GP Ansor dan Banser-nya untuk berbalik mendukung pasangan petahana sebagai bakal calon Bupati-Wakil Bupati Tulungagung untuk periode kedua, setelah peluangnya maju bursa pilkada menipis,” kata Makruf, pengamat politik lokal Tulungagung.

Terkait munculnya rumor maupun spekulasi dan pemaknaan tersebut, Alfa menanggapinya dengan santai.

Menurutnya, siapapun bebas memaknai atas kegiatan GP Ansor dan Banser yang dikaitkan dengan politik praktis di lingkup daerah Tulungagung.

Apalagi, kata dia, suhu politik di daerah tersebut memang cenderung meningkat seiring kian dekatnya tahapan pilkada serentak 2018, yang juga digelar Kabupaten Tulungagung.

“Orang menafsirkan saya mesra dimana dengan siapa itu boleh, sah-sah saja. Tapi saya (kemarin) mencalonkan diri di tujuh partai politik kan belum mundur, belum mencabut, dan belum dinyatakan tidak lolos. Artinya apa, sampai sekarang saya masih tercatat sebagai bakal calon (bupati) dan mari kita tunggu partai-partai itu memutuskan siapa, sampai pada tanggalnya,” katanya.

Bahwa kemudian dirinya hadir dalam kegiatan pelantikan pengurus GP Ansor-Banser di Pendopo Kabupaten Tulungagung, kata Alfa, hal itu lebih dikarenakan sudah menjadi tradisi selain juga membina hubungan pertemanan yang selama ini sudah berlangsung.

“Saya sama Mas Syahri kalau Mas Syahri menjabat bupati kan itu formal. Tapai kalau di luar formal kan, ada garis-irisan, saya ketua dewan penasehat GP Ansor, beliau anggota,” kata Alfa.

Ia mengatakan, tahun periode yang lalu, dirinya bersama Syahri Mulyo pernah empat tahun berada dalam satu struktur yang sama, melalui satu Surat Keputusan (SK) kepengurusan di Dewan Penasehat GP Ansor Tulungagung.

“Itu periodenya sahabat Sahrul Munir. Kalau satu dewan penasehat, satu rangkaian SK kan, hubungan itu saya fikir, sulit dikatakan untuk tidak baik. Kalau sekarang orang memaknai, kita ada kegiatan di pendopo maknanya adalah manis-manis. Dari dulu memang manis-manis (mesra) saja kok,” ujarnya.

Kedekatan hubungan dan faktor senioritas organisasi itulah yang menurut Alfa menjadi acuan dan panduan sikap politik warga dan simpatisan GP Ansor-Banser dalam perhelatan pilkada.

Jika di tingkat Pemilihan Gubernur Jawa Timur Alfa Isnaini lugas menyatakan dukungan Ansor-Banser terhadap Gus Ipul yang tokoh senior GP Ansor Jatim, di tingkat Pilkada Tulungagung kedua organisasi yang secara tradisi lekat dengan Nahdliyin inipun dikatakan sangat condong dengan pasangan petahana Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo.

“Sampeyan mendifinikan seperti itu juga boleh. Karena kalau didefinisikan dengan pendekatan partai tidak bakal ketemu. Karena saya sendiri kader (Partai) Gerindra, Pak Syahri kader PDIP, tidak akan ketemu. Jadi, bagi saya sederhana. Kita tidak ada urusan dengan partai politik. Kita urusan dengan pertemanan,” katanya.

“Jelas kami akan mendukung kawan sendiri,” kata Alfa.

Politisi asal Tulungagung ini menegaskan, dalam konteks pemilhan gubernur maupun pemilihan bupati/walikota, Banser memiliki sikap sendiri yang tak bisa diintervensi oleh kelompok manapun termasuk Partai Kebangkitan Bangsa.

Sebab di lain pihak, PKB Tulungagung telah menyatakan dukungan kepada Margiono sebagai calon bupati Tulungagung.

Politikus asal Tulungagung ini menegaskan, dalam konteks pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati/walikota, Banser memiliki sikap sendiri yang tak bisa diintervensi oleh kelompok manapun termasuk Partai Kebangkitan Bangsa.

Di lain pihak, PKB Tulungagung telah menyatakan dukungan kepada Margiono sebagai calon bupati Tulungagung.

Alfa mengklaim kedekatan Banser dengan Syahri Mulyo telah berlangsung sejak lama. Bahkan Syahri memfasilitasi pelantikan pengurus Gerakan Pemuda Ansor Tulungagung di Pendopo Pemerintah Kabupaten Tulungagung akhir pekan lalu.

Selain mendapat dukungan Banser, pasangan Syahri Mulyo dan Maryoto Birowo juga telah mendapat dukungan politik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. (ant/kbn)