JAKARTA (independensi.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air tengah melakukan pembangunan 936 panel surya di Bendungan Jatibarang. Diperkirakan listrik yang dapat dihasilkan sekitar 300 KWH yang akan digunakan untuk operasional bendungan.
“Listrik yang dihasilkan akan masuk dalam sistem PLN, sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian bendungan secara mandiri. Pembangunan panel surya ini merupakan proyek percontohan dalam rangka mengoptimalkan aset bendungan. Jadi tidak hanya di tubuh bendungan saja, tapi nanti di badan-badan air bendungan, sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan,” demikian disampaikan Menteri Basuki dalam kunjungan kerjanya ke Bendungan Jatibarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pembangunan panel surya akan direplikasi penerapannya di bendungan lainnya sehingga memenuhi kebutuhan listriknya sendiri untuk operasi bendungan. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Basuki mengakui pemandangan di Bendungan Jatibarang yang sangat bagus sehingga wajar jika kini menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Semarang.
Daya tarik bagi wisatawan disamping bendungan dan pemandangan alam, juga terdapat obyek wisata Goa Kreo yang dihuni oleh satwa terutama kera. Untuk mendukung hal tersebut, Menteri Basuki juga melakukan pengecekan terhadap kebersihan dan penggunaan gedung pengelola bendungan.
“Gedung pengelola cukup bersih dan dikelola dengan baik karena memang ini menjadi daerah tujuan wisata di Kota Semarang. Banyak sekali satwa-satwa seperti kera. Hal ini menjadi tantangan dalam perawatan dan pengoperasian panel surya,” jelas Menteri Basuki.
Kementerian PUPR juga melakukan penghijauan dan penanaman pohon pada kawasan hijau bendungan, diantaranya pohon buah-buahan seperti pisang yang sekaligus menjadi sumber makanan bagi satwa-satwa yang ada.
Data Teknis
Pembangunan Bendungan Jatibarang yang memiliki luas genangan 189 hektar dimulai sejak Oktober 2009 dan pada 4 Mei 2015 dikeluarkan izin operasinya oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Fungsi utama bendungan untuk penyediaan air baku dan pengendalian banjir di Kota Semarang yang melalui Kali Kreo, Kali Garang, dan Banjir Kanal Barat.
Dengan volume tampung total 20,4 juta m3, pengurangan risiko banjir di Kota Semarang sebesar 2,7 juta m3. Selain itu menjadi sumber air baku untuk wilayah Kota Semarang Barat sebesar 1.050 liter/detik.
Saat ini Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Daerah tengah mempersiapkan studi kelayakan (feasibility study) pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat. SPAM Semarang Barat merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Kapasitasnya sebesar 750 liter/detik dan direncanakan dapat melayani 300.000 jiwa di di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Semarang Barat, Tugu, Ngaliyan. Disamping itu, bendungan Jatibarang ini memiliki potensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) sebesar 1,5 Megawatt.
Pembangunan Bendungan Jatibarang membutuhkan biaya Rp 655 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya KSO (Kerjasama Operasi).