YOGYAKARTA (Independensi.com) – Pada Kamis (4/1/2018) BPTP Yogyakarta bersama Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi dan Kepala Dinas Pertanian Gunungkidul serta Komandan Kodim 0730/Gunungkidul melakukan panen padi varietas lokal yaitu Segreng di lahan tadah hujan seluas 30 hektare (Ha) di Kecamatan Girisubo.
Sebagai unit pengelola teknis yang bertugas melakukan penelitian dan pengkajian spesifik lokasi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) tidak hanya berkewajiban untuk menyebarluaskan hasil inovasi teknologi terbaru, namun juga berperan dalam pelestarian sumberdaya genetik lokal terutama yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
Segreng adalah varietas lokal beras merah yang mayoritas digunakan oleh petani di wilayah kering seperti Girisubo. Varietas ini diminati oleh para petani karena memiiki umur pendek (genjah) yaitu 100 hari panen, tahan kekeringan, tahan hama serta mempunyai harga jual yang lebih tinggi dari beras lain yaitu mencapai Rp. 6.400/kg gabah kering.
Varietas Segreng ini juga biasa ditanam menggunakan pola tumpangsari dengan jagung dan ketela pohon dan mempunyai rata-rata produktivitas 4,54 ton/Ha gabah kering panen. Sementara, jika ditanam secara monokultur, varietas ini mampu mencapai provitas rata-rata sebesar 8,6 Ton/Ha. Namun, meski varietas lokal ini terlihat menjanjikan, panen di wilayah Girisubo ini hanya terjadi setahun sekali.
Hal ini yang membuat Kepala BPTP Yogyakarta Joko Pramono menegaskan bahwa pihaknya akan membuat percontohan peningkatan indeks pertanaman agar bisa tanam padi hingga dua kali dalam setahun. “Jika melihat potensi sumber air disini, BPTP Balitbangtan Yogyakarta pada tahun ini akan membuat percontohan peningkatan indeks pertanaman agar bisa tanam padi dua kali dengan melakukan rekayasa tanam dan introduksi varietas unggul padi berumur genjah dan tahan kekeringan,” jelas Joko.
Menurutnya, cara ini pernah dilakukan bersama Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul dan Kodim 0730 di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul dan berhasil. “Kedepan kita inginkan wilayah ini bisa panen padi dua kali seperti yg telah berhasil dikembangkan petani di desa Wareng,” tutupnya.