JAKARTA (Independensi.com) – Angka kematian anak pada penyakit kanker setiap tahunnya meningkat. Prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sekitar 16.291 anak.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais dr Abdul Kadir mengatakan rata-rata pasien kanker anak yang datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut dan sudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit kanker ini butuh perhatian karena sulit terdeteksi.
“Karena masih tergolong anak-anak jadi belum bisa menyampaikannya ke orang tua mengenai apa yang dirasakan sehingga orang tua tidak bisa mendeteksi dini lebih awal. Juga tidak adanya keluhan dari anak,” kata dr. Kadir, Kamis (15/2/2018).
Ia melanjutkan sangat penting untuk orang tua untuk mengetahui bagaimana mendeteksi dini kanker pada anak. Apabila ada kecurigaan, secepat mungkin diperiksakan ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Pemeriksaan tersebut untuk mengkonfirmasi temuan gejala awal penyakit kanker dan harus dibuktikan, benar atau tidaknya kanker. Jika benar kanker, maka penyembuhannya lebih awal karena kanker ditemukan pada stadium awal.
dr. Kadir mengatakan bahwa sudah sering terjadi di masyarakat, menyepelekan sakit dirasakan atau dengan langsung disembuhkan dengan obat tradisional. Pola pikir masyakat juga harus diubah dan yang paling penting memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai kanker dan cara deteksi dini.
“Selain itu memberikan pemahaman bahwa jika ada yang berbeda dengan tubuhnya segera diperiksakan. Jangan juga mudah terpengaruh dengan iklan pengobatan yang ada di media massa, yang menjanjikan bahwa penyembuhan penyakit cepat. Sekali lagi, penyembuhan suatu penyakit membutuhkan waktu, jadi periksa langsung ke fasilitas kesehatan,” tegas dr. Kadir.