JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (23/2/2018) pagi bergerak menguat sebesar 15 poin menjadi Rp13.661 dibanding posisi sebelumnya Rp11.676 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa mayoritas mata uang di kawasan Asia yang terapresiasi terhadap dolar AS berdampak positif pada rupiah.
“Rupiah menguat terbawa sentimen naiknya mata uang Asia dan harga minyak mentah pagi ini,” kata Lana.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (23/2) pagi ini naik 0,18 persen ke posisi 62,88 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude menguat 0,11 persen menjadi 66,46 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa naiknya peringkat utang Indonesia dari Fitch dan Japan Credit rating (JCR) dan masuknya obligasi global Indonesia berdenominasi rupiah ke dalam Global Aggregate Bond Index cukup membantu mengurangi persepsi risiko investasi di dalam negeri.
Sementara itu, analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong menambahkan bahwa masih tingginya minat investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia dapat menjaga uang beredar dan ketersediaan rupiah di pasar sehingga fluktuasinya relatif kondusif.
“Selain untuk mendukung pembiayaan APBN, obligasi juga dapat mengatur ‘money supply’,” kata Lukman Leong. (eff)