Spotify Masuk Bursa New York

JAKARTA (IndependensI.com) – Layanan musik daring, Spotify, mengumumkan penawaran saham perdana (IPO), Rabu (28/2/2018). Perusahaan teknologi itu masuk Bursa Saham New York (NYSE) untuk mencari modal tambahan sebesar US$1 miliar.

Dalam berkas IPO, perusahaan asal Swedia itu yakin bahwa layanannya akan terus bertumbuh seiring semakin murah dan mudahnya koneksi internet. Tapi mereka juga mengakui bahwa Spotify masih mengalami kerugian.

Berkas yang diajukan ke Komisi Perdagangan Sekuritas memberikan gambaran yang lebih terperinci tentang keuangan perusahaan yang sudah berusia satu dasawarsa itu. Spotify mengklaim ada 159 juta pengguna mengakses layanannya setiap bulan. Di antara jumlah itu, sebanyak 71 juta pengguna adalah pelanggan berbayar. Jumlah tersebut dua kali lipat dari pesaing terdekatnya, Apple Music.

“Streaming telah mengubah cara orang mendengarkan musik. Kami percaya bahwa jumlah pendengar global masih bisa bertumbuh secara signifikan,” kata CEO dan salah satu pendiri Spotify, Daniel Ek, dalam pernyataannya.

Ek, yang baru berusia 35 tahun, merujuk pada Facebook – yang memiliki dua miliar pengguna – dan YouTube, sebagai bukti bahwa perusahaan internet bisa mencapai “skala global”.

Layanan Spotify tersedia di 61 negara atau wilayah, termasuk Indonesia. Ek yakin perusahannya masih bisa menjaring lebih banyak pendengar di pasar yang lebih matang. Dia merujuk pada data yang memperlihatkan bahwa rata-rata orang Amerika mendengarkan musik sekitar 32 jam tiap pekan.

Pendapatan Spotify melonjak lebih dari 38 persen pada 2017 dibanding tahun sebelumnya ke angka 4,09 miliar euro. Perusahaan itu mengatakan bahwa sahamnya di perdagangan terbatas dijual seharga US$132,50 per lembar tahun ini. Dari harga itu, Spotify bernilai US$23,4 miliar.

Tapi angka-angka yang fantastis itu belum memperlihatkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Tahun lalu, Spotify menderita kerugian 1,24 miliar euro.

“Kami menderita kerugian operasional yang signifikan di masa lalu, dan kami mungkin tidak bisa menghasilkan pendapatan untuk mencapai keuntungan, atau untuk menghasilkan aliran dana yang positif secara berkesinambungan,” kata perusahaan itu tentang faktor risikonya.