Dakwah Ramadan Harus Hindari Ujaran Kebencian

Loading

PALU (IndependensI.com) – Ramadan sebentar lagi akan tiba. Seluruh umat Islam di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, tak terkecuali umat Islam di Indonesia.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr H Zainal Abidin mengatakan dakwah pada bulan Ramadhan harus memberi pencerahan kepada umat, tidak bermuatan ujaran kebencian, politik, dan muatan negatif lainnya.

“Dakwah harus mendidik, benar-benar membina, mencerahkan umat sehingga dakwah dapat membangun mental dan pengetahuan umat terhadap Islam,” kata Zainal Abidin dalam rapat pleno lengkap MUI Palu, Kamis (10/5/2018) malam.

Pakar pemikiran Islam modern ini mengatakan dalam menyampaikan dakwah hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi serta dinamika yang terjadi di masyarakat.

“Dakwah harus mampu menjawab problem masyarakat khususnya problem yang dihadapi oleh umat Islam di Palu,” katanya.

Ia mengatakan MUI akan menurunkan puluhan penceramah di delapan kecamatan se-Kota Palu pada bulan Ramadhan.

“Ini akan berlangsung selama empat malam berturut-turut di bulan Ramadhan. Satu malam sepuluh masjid yang dikunjungi,” ujarnya.

MUI, lanjut dia, juga akan memberikan bingkisan kepada pengurus masjid bersamaan dengan diturunkannya penceramah.

Sementara itu Ketua Dewan Penasehat MUI Palu H Syamsuddin Oemar mengemukakan dakwah-dakwah Islam harus terus ditingkatkan di masyarakat.

Ia menginginkan agar kegiatan MUI tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau politik.

Menurut dia, MUI harus menjadi panutan dan simbol dari Kota Palu lewat kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukannya. “Kegiatan keagamaan yang dilakukan isinya tentang pembinaan masyarakat dan harus bisa menjadi representasi Kota Palu sehingga bisa menjadi simbol,” ujarnya. (ant/kbn)