Petugas membersihkan air hujan yang menggenangi lapangan saat berlangsungnya pertandingan babak penyisihan soft tenis tunggal putri Asian Games 2018 di JSC Tennis Courts, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/8/2018). (ANTARA/INASGOC)

Hujan Tunda Medali Soft Tenis

Loading

PALEMBANG (IndependensI.com) – Kepastian medali soft tenis Asian Games 2018 bagi kontingen Indonesia harus tertunda menyusul hujan yang mengguyur arena pertandingan di Jakabaring Tennis Center Palembang, sepanjang siang hingga petang, Selasa (28/8/2018). Laga perempat final tunggal putra dan putri pun harus mundur hingga Rabu (29/8/2018).

“Kita tak bisa melawan kehendak Tuhan dalam mengatur cuaca. Namun kami tetap bersyukur karena tiga wakil Indonesia berhasil lolos ke babak delapan besar. Semoga mereka mampu mempersembahkan medali emas bagi tim Merah Putih,” ucap Ketua Umum PP Pesti, Martuama Saragi seperti dikutip dari rilisnya. Andalan Indonesia, Prima Simpatiaji memuncaki klasemen Grup F nomor tunggal putra setelah tidak terkalahkan oleh dua pesaingnya. Petenis kelahiran 16 Oktober 1981 itu menundukkan wakil Pakistan, Khan Eibad Sarwar Hussain 4-0 dan menang atas Bolortuya Enkhjin (Mongolia) 4-1. Di perempat final, Prima akan meladeni juara Grup F, Uayporn Sorrachet asal Thailand.

“Saya pernah mengalahkannya, namun sudah lama sekitar enam tahun lalu. Tahun ini saya sempat melihat permainannya saat mengikuti uji coba di Thailand. Saya optimistis bisa melaju ke semi final,” tutur Prima yang mendulang perunggu ganda campuran Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan ini. Sedangkan Alexander Elbert Sie tampil perkasa merajai Grup G dengan selalu menang dalam tiga pertandingan. Elbert menggasak semua lawannya, yaitu Doeum Samsocheaphearun (Kamboja), Vannasak Somxay (Laos) dan Le Phuoc Vinh (Vietnam) dengan skor telak 4-0.

“Sepertinya terlihat menang mudah, namun sebetulnya tidak juga karena saya juga baru mulai beradaptasi dengan pukulan yang kurang pas. Saya merasa masih bisa lebih baik lagi di babak selanjutnya,” ungkap Elbert. Di perempat final, pemain kelahiran 6 September 1987 ini bakal berhadapan dengan wakil Korea Utara, So Je Il sebagai pemuncak Grup H. “Ini akan jadi pertarungan yang keras karena pemain Korea Utara memang tidak terdeteksi permainannya. Mereka jarang mengikuti turnamen, namun di ajang ini bisa mengalahkan dua pemain yang cukup tangguh di penyisihan grup,” lanjutnya.

Bila skenario mulus, dua wakil Merah Putih itu berpotensi menghadirkan All Indonesia Semi Final di tunggal putra. “Mohon doanya saja, kami tidak hanya bisa melaju ke semi final namun juga sukses meraih medali emas,” tekad yang tujuh tahun silam merebut dua medali emas tenis SEA Games 2011 di Jakabaring Tennis Center Palembang ini. Di sektor putri, Indonesia menaruh harapan dari ayunan raket Dwi Rahayu Pitri yang keluar sebagai juara Grup H. Pemain yang karib disapa Ayang ini bakal menantang andalan Thailand, Srirungreang Dares yang menjadi pemimpin klasemen Grup G.

Sayangnya, Dede Tari Kusrini harus terganjal di babak awal. Setelah menang atas wakil Kamboja, Rin Sotheary 4-1, dia harus mengakui keunggulan Kim Jiyeon asal Korsel 3-4(2) dalam laga Grup D.