MPI Deklarasikan #POKOKNYAJOKOWI

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Jokowi menjadi inspirasi & energi positif bagi kumpulan anak muda yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Indonesia (MPI) untuk mendeklarasikan dukungan politiknya pada Pilpres 2019. Dalam deklarasi #PokoknyaJokowi (POJOK), di JL Gaharu, 33A, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Sejumlah program yang menyasar seluruh lapisan masyarakat Indonesia, siap digelar disepanjang tahun politik 2018-2019. MPI merupakan wadah untuk musikus, pengusaha, event organizer, dan praktisi public relation.

“MPI adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial, dan baru kali ini menyatakan dukungan secara politik kepada Capres Joko Widodo,” ujar Wita Wibisono Public Relation MPI.

Deklarasi ini juga didasari oleh kemajuan pesat selama 4 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menunjukkan prestasi diseluruh Indonesia. Dari 2015 hingga 2017 pemerintahannya telah meningkatkan cakupan irigasi dari 761 ribu hektar menjadi 859 ribu hektar.

Sekitar 200 kilometer jalan raya baru telah dibangun. Indeks Persepsi Korupsi telah meningkat, melebihi beberapa negara tetangga seperti Thailand. Tingkat pengangguran telah mencapai titik terendah dalam 18 tahun terakhir.

Janer Siahaan, ketua MPI mengatakan bahwa melihat perubahan positif yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi sejauh ini, Masyarakat Peduli Indonesia (MPI) mengajak sesama warga Indonesia untuk menggunakan hak politik mereka dan memilih Jokowi untuk masa jabatan kedua. Masyarakat Peduli Indonesia (MPI), kelompok profesional (hubungan masyarakat, musikus, dan pengusaha) yang menyalurkan energi mereka ke berbagai kegiatan amal di Indonesia. Ketika bekerja diberbagai tempat di seluruh Indonesia, MPI telah menyaksikan sesama orang Indonesia – khususnya di daerah terpencil – mendapat manfaat dari program-program Jokowi dan menerima perubahan positif dalam mata pencaharian mereka.

“MPI membidik empat kelompok pemilih penting: kaum milenial, perempuan, diaspora dan penyandang disabilitas. Kelompok milenial di Indonesia mencapai 90 juta orang pada tahun ini dan 35% dari mereka adalah pemilih pertama yang sudah cukup umur. Di sisi lain, perempuan juga menjadi fokus MPI, untuk memperluas partisipasi perempuan sebagai pengambilan keputusan rumah tangga dan berpengaruh terhadap suami dan anggota keluarga lainnya,” ungkap Janer Siahaan atau yang akrab dipanggil Tongclay, pada Independensi.com

Dalam pemaparannya Tongclay juga menjelaskan, “Dua kelompok lainnya adalah yang paling penting, yaitu penyandang disabilitas dan diaspora. Penyandang disabilitas di Indonesia termasuk diantara mereka yang menghadapi kesulitan dan diskriminasi dalam melaksanakan hak politik mereka. Sekitar 11,5 juta penyandang disabilitas berhak memilih, tetapi banyak dari mereka telah ditolak haknya karena kedisabilitasan mereka. Kampanye ini bertujuan untuk menjangkau penyandang disabilitas untuk menyoroti aspirasi mereka yang sering terlupakan. Yang terakhir tapi juga sama pentingnya adalah Diaspora Indonesia, meskipun jumlahnya hanya 0,5% dari populasi Indonesia, diaspora dilihat cukup penting untuk pemerintahan Jokowi.”

Untuk mendukung tujuan ini, MPI akan melakukan kampanye menggunakan program online dan on-ground. Membuat acara dibeberapa daerah di Indonesia dan negara lainnya untuk Diaspora Indonesia dengan memberikan pengetahuan dan informasi kepada para pemilih secara baik, menarik dan terbuka mengenai keberhasilan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden kita, Jokowi.

Dengan membuat slogan #POJOK atau kependekan dari #PokoknyaJokowi, MPI juga akan membuat merchandise untuk pengumpulan dana. Selain tagar #PokoknyaJokowi juga diumumkan tagar nasional #JokowiLagi yang bisa dikreasikan kedalam berbagai bahasa daerah,seperti #JokowiDeui (Sunda), #JokowiManing (Tegal), #JokowiMuse (Batak), dan lain-lain.

Dalam acara yang di gelar MPI tersebut hadir pula beberapa narasumber di antaranya Lea Simanjuntak, Dira Sugand, Paula Tumahina (musisi), Wanda Hamidah, mantan politisi PAN yang kini mendukung Jokowi dan siap menjadi caleg DPR RI untuk NASDEM, serta ahli ekonomi pertahanan, Dr. Posma Hutasoit, akademikus dan dosen dari UKI.