Kementan Launching Politeknik Pembangunan Ingin Lahirkan Wirausaha Pertanian

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Momon Rusmono (tengah) didampingi  Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Andriko Noto Susanto (kiri) dan Kepala Bidang Kelembagaan Dan Ketenagan Djoko Samiyono (kanan) saat Konprensi Press Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)  mengenai Launching Politeknik Pembangunan Pertanian (polbangtan) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian,  Jakarta, Senin (10/9/2018).

Kementrian Pertanian berusaha memotivasi generasi muda untuk terjun di bidang pertanian dengan mecanangkan program Regenerasi Pertanian.

Untuk mewujudkan hal itu, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memiliki kegiatan utama untuk menciptakan Sumber Daya Manusia Pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing, salah satunya dalam aspek pendidikan yaitu melakukan transformasi enam Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian(BPPSDMP), Momon Rusmono

Pada awalnya sekolah pertanian hanya STPP yang berorientasi menghasilkan penyuluh pertanian saja. Namun dengan di bentuknya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) tentunya mengubah kualitas yang semakin meningkat dan berkembang, antara lain pengembangan Program Studi yang semula STPP hanya memiliki 3 kini Polbangtan memiliki 13 program studi.

“Program studi tersebut akan menciptakan sarjana terapan dan Diploma III, sehingga model pembelajaran nantinya seperti banyak praktek dunia kerja,” kata Momon Rusmono, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), kepada awak media di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Pembelajaran terapan diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan kewirausahawan peserta didik yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar.

“Metode pembelajarannya di Polbangtan akan berbeda dengan STPP, 30 % teori dan 70 % praktek yang berorientasi untuk menghasilkan Wirausahawan Muda di bidang pertanian,” ujar Rusmono.