Darmin menerangkan, pelemahan nilai tukar memang berdampak terhadap inflasi. Tetapi pada kenyataannya dampak pelemahan tersebut terhadap imported inflation masih kecil.
Mantan Gubernur BI ini menjabarkan, mata uang Garuda sejauh ini telah melemah sekitar 10%. Namun, jika dilihat dampaknya terhadap inflasi impor masih sekitar 2%-an.
“Impor kita itu kira-kira 30% dari ekonomi kita, kalau rupiah melemah 10%, kalau bekerja penuh semua mengikuti porsinya, itu memang bisa agak tinggi pengaruhnya ke inflasi. Bisa 2,5%-3%. Tapi kalau kamu lihat core inflation, yang imported kan ada di dalam situ. Year-to-date masih sekitar 2%. Memang ada kenaikan tapi tidak banyak,” imbuh dia.
“Jadi ini sebenarnya gemuruhnya yang hebat. Sebenarnya dampak riilnya enggak terlalu besar. Ekonomi dunia itu diperkirakan turunnya enggak banyak, tapi ada yang harus dijaga, bukan yang itu. Karena kita terganggu capital flownya,” pungkasnya.(budi/ist)