Jokowi Risau Defisit Transaksi Berjalan di Kuartal III 2018

Loading

JAKARTA (independensi.com) –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri melakukan rapat selama 3 jam pada hari ini, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/20/2019). Usai rapat, para menteri bungkam seribu bahasa. Diduga kuat dalam rapat itu Kepala Negara risau soal defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang akan melebar di kuartal III-2018 ini.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengatakan secara garis besar Jokowi ingin CAD diperkuat dalam jangka pendek dan menengah.

“Highlight-nya lebih ujungnya bagaimana memperkuat current account untuk jangka pendek menengah. Kita tadi ngomongin current account jadi lebih ke TKDN (tingkat kandungan dalam negeri), B20, lebih ke sana,” kata Bambang di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Indonesia memang tidak pernah lagi mengalami surplus neraca transaksi berjalan sejak kuartal IV-2011. Artinya, sektor perdagangan tidak pernah lagi memberikan sumbangan tetapi malah menyedot devisa.  Pada kuartal III-2018, kemungkinan besar transaksi berjalan kembali defisit. Indikator paling mudah adalah dari sisi perdagangan.

Sepanjang kuartal III-2018, neraca perdagangan defisit US$ 2,72 miliar. Bahkan lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 1,37 miliar.  Artinya, ada kemungkinan defisit transaksi berjalan kuartal III-2018 akan lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya. Padahal pada kuartal II-2018, defisit transaksi berjalan sudah yang paling dalam sejak 2014.