JAKARTA (IndependensI.com) – Pada awal pengabdiannya sebagai Ketua Umum PB PGI masa bakti 2014 – 2018, setiap kali hadir menyaksikan turnamen golf yang diikuti oleh pegolf dari seluruh Indonesia, Pak Po, sapaan akrab Murdaya Po, selalu bertanya kepada stafnya: “Ada yang bermain par nggak?!”
Pertanyaan bernada humor bernuansa sarkastis tersebut diajukan sama sekali bukan untuk mengecilkan semangat dan antusiasme para pegolf yang mengikuti turnamen yang diselenggarakan oleh PB PGI di awal kepengurusan Pak Po. Bukan!
Akan tetapi, pertanyaan tersebut adalah sebuah pertanyaan yang wajar yang diajukan oleh orang nomor satu di percaturan olahraga golf amatir di tanah air.
Kenapa? Karena, diakui atau tidak, pada saat itu banyak sekali pegolf yang permainannya “on-off” dalam hal skor yang mereka bukukan. Hari pertama leading dengan skor under (-). Tapi pada hari kedua permainannya menurun drastis dan skor yang dibukukannya berubah menjadi over (+).
Menyadari bahwa harus ada yang diubah dalam pola pembinaan terhadap para atlet, PB PGI di bawah pimpinan Murdaya Po segera memutuskan untuk mengontrak pelatih dari luar negeri. Maka dikontraklah dua orang pelatih dari Australia masing-masing David Milne dan Lowry Montague.
Perlahan tapi pasti, hasilnya sangat positif.Paling tidak permainan dan penampilan para pegolf amatir baik putra maupun putri yang di kemudian hari menjadi anggota Pelatnas – tentu saja setelah mereka melewati proses seleksi yang sangat ketat – mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Permainan mereka kian konstan dan sekaligus menjanjikan.
Pegolf pelatnas yang tampil dalam multi event seperti SEA Games dan atau event khusus golf seperti Asia Pacific Golf Tournamen, Putra Cup, Queen Sirikit Cup dan open turnamen yang diselenggarakan oleh asosiasi golf amatir di negera-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Barat, mampu finis di posisi lima besar.
Sementara, apabila mereka tampil di tingkat nasional mewakili pengprov, pengkab, pengkot dan klub golf tempat mereka bernaung dalam kejurnas, elite golf turnamen serta turnamen-turnamen yang diselenggarakan oleh perkumpulan golf, keikutsertaan mereka selalu mendominasi event tersebut. Dan skor yang mereka bukukan pun selalu under.
Bahkan Naraajie berhasil mengulang sejarah seperti yang pernah ditorehkan oleh almarhum Andik Mauludin ketika masih berstatus amatir.Yakni, menjadi juara dalam event golf profesional.
Almarhum Andik menjuarai event pro lokal yang diselenggarakan oleh Pengprov PGI DKI dan Persatuan Golf Profesional (PGPI) yang dipimpin oleh Japto Soerjo Soemarno, sementara Naraajie menjuarai event pro yang diselenggarakan oleh Professional Golf Association Tour of Indonesia (PGATI d/h PGPI) pimpinan Johannes Dhermawan lewat event seri Indonesia Golf Tour.
Tak hanya Naraajie, Kevin Caesario Akbar pun jelang akhir Oktober lalu berhasil menjuarai event Menpora-Emeralda Golf Cup III 2018, yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Akademi Golf Indonesia (PAGI) dengan total skor -13!
Sementara, Ribka Vania, anggota pelatnas yang juga salah pegolf andalan dari Pengprov PGI Jawa Barat, pada Oktober lalu pun mewakili Indonesia di ajang multi event Youth Olympic Games yang berlangsung di Argentina.
Ribka terpilih karena dia memiliki ranking WAGR (World Amateur Golf Ranking) yang baik dibandingkan dengan pegolf putri lainnya.
Jauh sebelum Ribka tampil di Youth Olympic Games, hal yang sama juga dirasakan oleh Naraajie saat dia diundang untuk tampil dalam event junior President Cup yang berlangsung di Amerika Serikat.
Pencapaian prestasi atlet golf Indonesia di era PB PGI berada di bawah pimpinan Murdaya Po mendapat apresiasi dari semua pihak di antaranya apresiasi tersebut datang dari para pembina olahraga golf di tingkat pengprov, pengkab, dan pengkot PGI di seluruh Indonesia.
“Memang hal itu sudah menjadi kewajiban tugas dan tanggungjawab siapa pun yang menjadi pengurus PGI … Tapi, kita jangan sekali-kali melupakan sejarah, yang biasa diakronimkan dengan sebutan ‘Jas Merah’.
Kenapa? Karena, atlet-atlet golf yang saat ini berada di Pelatnas, baik putra maupun putri, mereka mulai mengenal golf berkat support dari orangtua mereka masing-masing, sejak mereka masih anak-anak atau sejak PB PGI dipimpin oleh Haryanto Dhanutirto almarhum dan ketika PB PGI di bawah Arifin Panigoro,” kata salah seorang pembina yang diminta komentarnya oleh independensi.com sekaligus minta agar identitasnya jangan disebutkan.
Yang pasti, kata pembina yang tidak bersedia disebutkan namanya tersebut lebih lanjut, “apabila pak Po berniat memimpin PB PGI untuk periode kedua tahun 2018 – 2022, saya akan memilih beliau.Pilihan saya berdasarkan fakta dan data yang Bung Toto juga tahu dan mengikuti terus menerus sejak pak Po terpilih pada Munas di Bali tahun 2014 lalu sampai hari ini.”
Ketika independensi.com dan Reno Askareno dari Radio Republik Indonesia mencegat Pak Po — seusainya Ketua Umum PB PGI periode 2014 – 2018 tersebut memberi keterangan kepada para wartawan dalam acara Press Conference yang berlangsung di Pine Room, Pondok Indah Golf Club pada Kamis (1-November-2018), dan menanyakan tentang agenda Pak Po apabila terpilih kembali menjadi Ketua Umum PB PGI periode kedua tahun 2018 – 2022, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mencetak atlet golf sebanyak-banyaknya seperti yang terjadi di Thailand.
“Atlet golf kita yang ada sekarang jumlahnya masih puluhan orang.Itu masih kurang.Oleh karena itu, kalau saya terpilih lagi, saya akan mencetak dua ratus lima puluh pegolf,” tegasnya.
Untuk mengetahui siapa bakal calon atau kandidat lain yang akan berkontestasi dalam pemilihan Ketua Umum PB PGI periode tahun 2018 – 2022, bagi siapa saja yang berminat bisa datang langsung ke Sekretariat PB PGI yang beralamat di Pondok Indah Golf Course, Golf Gallery Building lantai 2, untuk menyerahkan berkas-berkas pencalonannya.
Bagi yang datang langsung, pendaftaran akan ditutup pada 12 November 2018, sementara yang mendaftar melalui www.pbpgi.org atau E-mail: info@pbpgi.org pendaftaran ditutup pada 15 November 2018.
Lalu, siapa yang akan terpilih nanti? Tunggu saja setelah Munas PB PGI yang berlangsung di Surabaya pada 29-30 November 2018 berakhir. Anda berminat?
(Toto Prawoto)