JAKARTA (IndependensI.com) – Tim SAR gabungan hingga kini masih terus mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610, yang terjatuh di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Jika CVR ini tidak ditemukan makan akan berdampak pada proses investigasi jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, jika CVR tidak ditemukan akan memepersulit proses investigasi. Karena data tersebut menyimpan percakapan pilot, copilot dan tower Air Traffic Control (ATC).
“Jadi kita pengen tahu apa sih diskusi di antara mereka. Karena kalau kita hanya menebak kemungkinan mereka ngomong begini, itu kan kita nggak bisa,” kata Soerjanto di atas Kapal KRI Banda Aceh, Selasa (6/11/2018).
Soerjanto mengatakan, CVR berfungsi memberikan tanda peringatan jika terbang kurang dari 1.000 fit. Sehingga CVR dan FDR mempunyai fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, lanjutnya, data dalam CVR akan melengkapi investigasi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 tersebut.
“Kalau CVR, kita hanya menulis percakapan punya kaitan langsung dengan kecelakan. Kalau tidak, seperti waktu di kokpit dia cerita lagi ke puncak bersama keluarganya kan enggak ada kaitannya. Itu yang akan kita enggak tulis. Kita akan menulis percakapan yang kaitan langsung dengan kecelakan,” ujar Soerjanto.
KNKT juga masih mempelajari unduhan Flight Data Recorder (FDR). KNKT belum bisa memastikan kapan menyelesaikan isi dari FDR tersebut.
“Antara seminggu dan dua minggu untuk verifikasi, kalau bacanya bisa tiga sampai empat bulan tergantung kompleksitas masalah yang ada,” imbuhnya.