BEKASI (IndependensI.com)- Kamacetan parah di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek), beberapa bulan ini kian parah. Terkait hal itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, menerapkan empat strategi untuk mengurai kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek).
Beban lalu lintas di Jalan Tol Japek telah melebihi _V/C Ratio_. Tambah lagi, terdapat beberapa Proyek Strategis Nasional yang pembangunannya bersamaan di sekitar Jalan Tol Japek eksisting, seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), Light Rail Transport (LRT) Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol JORR II Cibitung – Cilincing dan Cibitung – Cimanggis. Akibatnya, sering terjadi kepadatan kendaraan di jalan tol tersebut.
Saat ini Jasa Marga telah menerapkan strategi untuk mengatasi kepadatan di Jalan Tol Japek berupa manajemen rekayasa lalu lintas, penindakan kendaraan Over Dimensi dan Over Load (ODOL), pengawasan terhadap kendaraan truk di Ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) E2 (Cikunir-Cakung), dan manajemen proyek.
Namun untuk mengintensifkan implementasi di lapangan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hindro Surahmat, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan BPTJ Kemenhub Karlo Manik, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Direktur Pengembangan Adrian Priohutomo, Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono, General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman beserta _stakeholder_ proyek di koridor Japek menggelar rapat koordinasi bertempat di Grand Dhika-Bekasi, baru-baru ini.
Karlo Manik mengungkapkan bahwa sosialisasi pemberlakuan kebijakan ganjil-genap di Gerbang Tol (GT) Tambun saat ini intensif dilakukan hingga akhir November. Selain itu, dari BPTJ juga telah menyiapkan tambahan 13 unit bis bagi pengguna jalan tol yang akan beralih ke transportasi publik karena perluasan wilayah pemberlakuan ganjil genap di GT Tambun.
Selain pemberlakuan kebijakan ganjil genap di Jalan Tol Japek, Menhub Budi Karya Sumadi menekankan penertiban kendaraan yang terindikasi ODOL untuk tidak masuk ke jalan tol atau dari awal telah direncanakan untuk kendaraannya tidak terindikasi ODOL, apabila dipaksakan akan ditilang di jalan tol.
“Penjelasannya, bukan mereka (truk terindikasi ODOL) tidak boleh masuk. Untuk kondisi _critical_ seperti ini, tolong dihargai hak-hak pengguna jalan tol lain,” tegas Budi
Budi juga menekankan bahwa _stakeholder_ proyek juga harus menghitung sekali bahwa kegiatan konstruksinya tidak mengakibatkan kemacetan yang signifikan.
“Sebagai contoh KCIC, jangan berkegiatan disini dulu, di tempat yang lain. LRT juga, juga ada satu kegiatan di Km 14 di Kali Bekasi, saya minta ditunda untuk berapa bulan ke depan. Kepada Jasa Marga yang sekarang ini waktunya ketat sekali ya, sekarang 57%, kita ingin (sebelum) Lebaran selesai, itu pun saya mau tahu detail apa yang dilakukan. Apakah memang harus prioritas dikerjakan sekarang atau waktunya lain atau ada suatu rekayasa konstruksi yang lebih _solve_ terhadap lalu lintas, apakah cara mengkonstruksi atau cara ruang-ruang pembatasan lebih lebar,” katanya.
Sejalan dengan penjelasan Budi Karya Sumadi, Desi Arryani mengungkapkan bahwa di koridor Jakarta-Cikampek sedang ada proyek bergerak sekaligus dalam waktu bersama. Salah satunya Jalan Tol Japek II _Elevated_ yang tengah dikejar pembangunannya supaya dapat beroperasi fungsional saat lebaran tahun 2019. Selain itu, manfaat Jalan Tol Trans Jawa dari Jakarta-Grati akan lebih maksimal jika Jalan Tol Japek II _Elevated_ juga selesai.
“Kami akan lebih banyak lagi berkoordinasi lagi dengan Dinas Perhubungan, BPTJ, Kepolisian, supaya pengaturan dari beberapa proyek ini dan pengaturan dari kami sendiri sebagai pelaksana dari Jakarta-Cikampek _Elevated_ jauh lebih efektif,” ujar Desi. (jonder sihotang)