MELBOURNE (IndependensI.com) – Petenis Spanyol, Rafael Nadal harus mengeluarkan ekstra tenaga untuk menghentikan permainan agresif dan cepat milik petenis AS, Frances Tiafoe 6-3, 6-4, 6-2 dalam tempo 107 menit di babak perempat final Australian Open 2019 di Melbourne Park, Melbourne, Australia, Selasa (22/1/2019). Keduanya bermain sama-sama memiliki performa yang maksimal dan stamina terbaik dari sisi pertandingan. Bahkan Nadal pun sempat kewalahan untuk menghentikan performa terbaik Tiafoe yang sudah mengandaskan beberapa petenis papan atas.
Upaya Nadal untuk bisa keluar dari tekanan para petenis muda potensial belum berakhir. Dia harus menghadapi petenis 20 tahun dari Yunani, Stefanos Tsitsipas yang juga sudah mengandaskan para petenis tangguh papan atas. Terakhir, dia memulangkan Roger Federer di babak keempat. Nadal hanya diberi satu hari istirahat untuk selanjutnya pada Kamis sore (24/1/2019), akan menghadapi Tsitsipas di babak empat besar. “Seperti biasa di babak empat besar grand slam, pastinya akan menemui lawan yang sepadan. Stefanos adalah salah satu petenis terbaik dunia. Dia punya peluang untuk ke final. Saya harus bisa bermain lebih baik darinya,” komentar Nadal yang berusia 32 tahun.
Dari catatan yang ada, Tiafoe yang berusia 21 tahun, secara mengejutkan menundukkan unggulan lima Kevin Anderson dan unggulan 20 Grigor Dimitrov. Kendati demikian, Nadal yang sudah memiliki 17 trofi gelar grand slam mampu menjinakkan permainan terbaik milik Tiafoe. Tahun ini, Nadal baru bermain di Melbourne Park setelah dirudung cedera kaki di AS Open tahun lalu. “Besok saya harus bangun pagi dan kerja keras mengembalikan stamina di gym,” imbuh Nadal.
Tiafoe yang akan berulang tahun ke-21 pada hari Minggu (27/1/2019), akan menghadapi satu-satunya petenis yang belum terkalahkan satu set pun. Hal ini pastinya cukup berat mengingat pula Nadal yang memiliki pengalaman di ajang sekelas grand slam. “Saya berusaha untuk menghadapi forehand Nadal yang sangat mematikan itu. Namun poin demi poin, saya sulit untuk mengunci pukulan dan permainannya,” kata Tiafoe. Tercatat, bila Nadal bisa menebus trofi ke-18 grand slam di Melbourne, maka prestasinya terpaut dua trofi dari Roger Federer.
Sementara itu dari kelompok putri, Petra Kvitova mencatat kemenangan 6-1, 6-4 atas Ash Barty. Tahun lalu, dia kandas di babak awal dan merupakan penampilan terburuk sepanjang karier bermain di ajang grand slam. Dia berhasil mencapai babak semifinal kali ini adalah yang pertama setelah meraih gelar juara di Wimbledon pada 2014.
Kvitova pernah mengalami pencurian dengan kekerasan beberapa tahun lalu dan membuat kondisi mentalnya terganggu. Kini, setelah bermain French Open 2017, Petenis Ukraina ini bangkit dan sempat menembus babak delapan besar di US Open pada tahun yang sama. Dia akan menemui lawan Danielle Collins dari AS. Collins punya rekor lima kali menang dari 10 kali tampil di ajang grand slam. Tetapi, dia berhasil menumbangkan juara tiga kali Australian Open Angelique Kerber dengan skor mudah 6-0, 6-2.”Danielle adalah petenis yang pantang menyerah dan bermain sangat-sangat agresif,” ujar Kvitova.
Sebelum mengadang Kvitova, Collins perlu ekstra stamina menghentikan performa terbaik Anastasia Pavlyuchenkova 2-6, 7-5, 6-1. Di set ketiga, sempat bermain reli hingga memimpin 5-0. Collins pernah mengalahkan Kvitova dengan tiga set yang melelahkan di Brisbane International tahun ini. Bagi Collins, menghadapi Kvitova dan Kerber punya kesamaan, yakni berbasis kidal. “Kvitova adalah petenis yang bagus. Kami pernah mengalami pertandingan seru dan melelahkan. Tidak terlalu bermasalah untuk menghadapinya,” ujar Collins.