JAKARTA (IndependensI.com) – Komisi Pemikihan Umum (KPU) Iptimis partisipan peserta pemilu dalam Pilpres April 2019 mendatang bisa mencapai 77,5 persen. Meskipun saat ini mulai muncul gerakan golongan putih.
“Ini sebenarnya tantangan kepada peserta pemilu. (Targetnya) 77,5 persen untuk partisipasi,” ujar Komisioner KPU Hasyim Asy’ari di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kamis (24/1/2019).
Menurut dia, masyarakat yang masih golput ini kebanyakan karena belum yakin untuk memilih salah satu kandidat. Karena itu, para calon diharapkan bisa lebih cakap lagi dalam menggaet simpati masyarakat, agar jumlah partisipan dalam Pilpres terus merangkak naik.
“Kalau baca statement, (kebanyakan) karena belum yakin terhadap tampilan peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih. Seruan itu menjadi tantangan peserta pemilu, supaya tampil lebih meyakinkan kepada pemilih agar pemilih hadir memilih peserta pemilu itu,” jelas Hasyim.
Untuk diketahui, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Arief Maulana memperkirakan jumlah pemilih golput pada Pilpres 2019 akan mengalami peningkatan dibanding Pilpres 2014. Pada Rabu (23/1) koalisi masyarakat sipil menjelaskan dasar hukum golput.
“Berdasarkan beberapa hal saya kira perdebatan mengenai golput dan sikap golput, tampaknya akan meningkat di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2014,” ujar Arief di Gedung YLBHI Jakarta, Rabu (23/1).
Arief mengatakan, bahwa fenomena global telah menunjukkan golput menjadi salah satu pilihan warga dunia. Karena itu, merupakan ekspresi dari pilihan mereka terkait pilihan politik.
“Golput dipilih sebagai bentuk koreksi dan itu terjadi dimana-mana, dan setiap tahunnya berdasarkan data fenomena global jumlah pemilih golput memang mengalami peningkatan termasuk di Indonesia,” imbuhnya.