YOGYAKARTA (IndependensI.com) – Tim voli Surabaya Bhayangkara Samator (SBS) memastikan gelar ketujuh di kompetisi bola voli paling bergengsi di Indonesia, Proliga 2019 setelah mengalahkan Jakarta BNI 46 di Grand Final Proliga 2019 di GOR Amongrogo Yogyakarta, Minggu (24/2/2019). Tim yang dilatih Ibarsjah Djanu memastikan juara tahun ini setelah membukukan skor 3-1 (23-25, 25-20, 26-24, 25-17) atas BNI 46.
“Juara itu selalu di akhir. Kalimat itulah yang selalu kami sampaikan ke pemain untuk memompa semangat mereka bertanding. Tidak perlu mengingat hasil pertandingan sebelum-sebelumnya apalagi untuk mencapai grand final tidak mudah,” kata pelatih SBS Ibarsjah Djanu seperti dikutip dari Antara.
Pada pertandingan tersebut, tim SBS terlebih dulu tertinggal di set pertama. Ibarsjah mengatakan, kekalahan di set pertama lebih banyak disebabkan faktor mental pemain karena tampil di grand final. Namun, SBS dapat membalik keadaan di tiga set berikutnya dengan memanfaatkan hasil analisa aplikasi statistik yang sudah diterapkan tim. “Aplikasi ini sangat membantu karena kami bisa mengetahui kelemahan apa saja yang harus diperbaiki di set-set berikutnya. Apalagi, kemampuan pemain dari kedua tim tidak terlalu berbeda,” katanya.
Meskipun demikian, tim BNI 46 sempat berusaha melakukan serangan intensif pada set ketiga. BNI 46 yang sempat tertinggal di awal set ketiga mampu menyamakan kedudukan 16-16. Perolehan skor berjalan ketat hingga menjelang akhir set ketiga, namun servis dari Rendy Tamamilang yang tidak mampu dikembalikan lawan memastikan keunggulan Samator. Sedangkan pada set keempat, pertandingan berlangsung berat sebelah karena tim SBS semakin percaya diri dan terus menekan, sedangkan BNI 46 tidak berkutik untuk mengembangkan pola permainannya.
Pelatih BNI 46 Samsul Jais mengatakan, pada set pertama anak asuhnya mampu membangun serangan dengan menerapkan servis dan penerimaan bola yang baik. Namun, kondisi tersebut tidak dapat dipertahankan pada tiga set berikutnya sehingga Samator mampu keluar dari tekanan dan bermain baik. “Saat servis, atau receive serta blok tidak bisa dilakukan dengan baik, maka serangan tidak akan terbangun. Serangan kami tidak mematikan dan saat kami diserang tidak bisa bertahan,” katanya.
Samsul mengaku pihaknya berupaya untuk mengubah strategi pada set ketiga. Namun, tetap tidak bisa berjalan dengan baik karena servis dan receive pemain tidak baik. Atas kemenangannya di Proliga 2019, Samator akan mewakili Indonesia pada kejuaraan Asia di Taiwan pada April. Selain memastikan gelar juara ketujuh, pemain dan pelatih Samator juga memperoleh penghargaan sebagai pemain dan pelatih terbaik, yaitu Rendy Tamamilang serta Ibarsjah.
Tahan Posisi
Sementara itu tim putra Jakarta Pertamina Energi pertahankan posisi tiga Proliga seperti tahun lalu setelah mengalahkan Palembang Bank Sumsel Babel 3-1 (23-25, 28-26, 25-21, 25-17). “Pertandingan perebutan tempat ketiga dan keempat adalah pertandingan yang paling sulit. Kesulitannya adalah membangkitkan mental pemain saat bertanding,” kata pelatih kepala Jakarta Pertamina Energi Putut Marhaento usai pertandingan.
Meskipun sempat tertinggal di set pertama, namun pemain Jakarta Pertamina Energi mampu membalikkan keadaan dan bangkit di tiga set terakhir untuk menghentikan harapan Palembang Bank Sumsel Babel meraih posisi ketiga Proliga 2019. “Saya hanya mengatakan ke pemain untuk bermain lebih semangat lagi karena ini adalah pertandingan terakhir. Bagaimanapun juga, pertandingan ini harus bisa memberikan kenangan yang indah untuk seluruh pemain yang sudah berjuang dari awal, termasuk untuk pemain asing,” kata Putut.
Sedangkan pelatih kepala Palembang Bank Sumsel Babel Pascal Wilmar mengatakan, permainan anak asuhnya memang sulit berkembang meskipun sempat unggul di set pertama. “Sepertinya para pemain masih trauma dengan kekalahan di Malang. Untuk membangkitkan mental mereka sangat sulit dan inilah yang terjadi,” kata Wilmar yang harus puas meraih posisi keempat Proliga 2019.
Pada pertandingan tersebut, kedua tim berusaha untuk tetap menampilkan permainan terbaiknya meskipun hanya memperebutkan posisi ketiga dan keempat. Perolehan poin kedua tim pun hampir selalu ketat di tiap set, bahkan di set keempat, kedua tim berbagi angka hingga kedudukan 12-12 sebelum akhirnya Jakarta Pertamina Energi bisa keluar dari tekanan dan unggul dua poin menjadi 14-12.
Momentum ini tidak disia-siakan dan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Jakarta Pertamina Energi untuk terus unggul dalam perolehan poin hingga meraih kemenangan. Aleksander Minic memastikan kemenangan sertelah servisnya tidak mampu dikembalikan lawan.