Puan Maharani: Api Islam Pertama Kali Dilontarkan Bung Karno

Loading

JAKARTA (IndependensI.com)  – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani mengingatkan agar pesta demokrasi yang akan dilaksanakan 17 April 2019 mendatang dapat dilakukan dengan perasaan gembira sebagai bagian dari satu bangsa, jangan sampai perbedaan dapat memecah belah bangsa.

Hal itu dikatakan Menko PMK saat menghadiri pembukaan Rembug Nasional yang bertajuk “Api Islam Untuk Peradaban Indonesia Masa Depan”, di Ballroom Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (27/2).

Puan Maharani juga mengapresiasi terbentuknya Gerakan Suluh Kebangsaan yang digagas oleh para pemuka agama, Ia juga berharap gerakan tersebut dapat dijadikan momentum sekaligus forum yang bermanfaat untuk berdiskusi  kerukunan umat beragama.

“Saya harap gerakan ini juga dapat dijadikan momentum sekaligus forum yang bermanfaat untuk berdiskusi bagi masa depan kehidupan dan kerukunan umat beragama. bangsa yang besar dan memiliki keberagaman yang harus dijaga”, ujar Cucu Bung Karno Puan Maharani.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki 714 suku, 1.100 bahasa, yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau.

Lebih lanjutnya, di dalam Indonesia modern istilah Api Islam mulai pertama dilontarkan oleh Bung Karno setelah mendalami Islam dalam masa-masa perjuangan, termasuk pemenjaraan dan pengasingan terhadap beliau pada masa penjajahan.

Bagi Bung Karno Islam adalah agama yang mendorong kemajuan bagi umat manusia dan semua bangsa di dunia.

Bung Karno juga senantiasa menyintesiskan Islam dan nasionalisme serta menjadikan keduanya sebagai inti dari nilai-nilai Pancasila agar dapat bersatu padu menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan dan membangun negeri serta menghendaki bangsa Indonesia menjadi bangsa yang religius dengan cara saling hormat-menghormati dan hidup berdampingan dengan damai, serta bertoleransi antar umat beragama.

Diakhir sambutannya Menko PMK mengatakan bahwa Pancasila, yang di dalamnya mengandung unsur-unsur ke-Islaman 1dan kebangsaan adalah laksana dua rel kereta api yang jika keduanya berdampingan dengan kokoh dan akan dapat mengantarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segenap rakyatnya yang majemuk, baik dari aspek suku, agama, ras, etnis dan antar golongan sampai kepada tujuannya yaitu suatu tatanan masyarakat adil dan makmur serta bahagia lahir batin melalui pembangunan spritual dan material secara seimbang.

“Saya berharap forum ini akan menjadi “Api” dalam mengembalikan kejayaan Islam untuk peradaban masa depan khususnya di Indonesia dan umumnya Dunia Internasional. Mari kita wujudkan bahwa Islam adalah Rahmatan lil’alamiin,” tutup Puteri Pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Tampak Hadir, Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Moh. Mahfud MD, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Erwin Moeslimin Singajuru, serta Pimpinan Ormas Islam di Indonesia.