BATAM (Independensi.com) – Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili oleh Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut, M. Tohir melantik dan mengukuhkan Dewan Pengurus Wilayah Khusus (DPWK) Indonesian Maritime Pilots’ Association (INAMPA) Kepulauan Riau (Kepri) dan ASEAN di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (2/4).
Pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan bendera INAMPA dari Kementerian Perhubungan kepada Ketua DPWK Kepri dan ASEAN. Turut hadir dalam acara terseut Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.
“Atas nama Kementerian Perhubungan, saya menyampaikan apresiasi terhadap komitmen INAMPA yang menjadikan wilayah Kepri sebagai salah satu fokus kerja INAMPA serta mendukung penuh program Pemerintah tentang Pemanduan Selat Malaka dan Selat Singapura,” ujar Tohir.
Tohir mengatakan, Selat Malaka dan Selat Singapura memiliki peran strategis baik secara nasional maupun internasional, terutama pada sektor perdagangan dan kegiatan ekonomi.
Karena Selat Malaka merupakan jalur perdagangan paling padat di dunia, sebagai rute utama jalur lalu lintas perdagangan dari wilayah India ke Timur Tengah dengan Asia Timur ke Pasifik, dan sebaliknya.
Selain itu, Selat Malaka juga menjadi salah satu selat tersibuk di dunia dengan arus lalu lintas kapal mencapai kurang lebih 200 kapal per-harinya.
Kondisi geografis Selat Malaka yang menghubungkan Laut Cina Selatan dengan Laut Andaman-Teluk Bengala-Samudera India, terkadang juga menyebabkan kondisi cuaca berubah ekstrim sehingga kapal sering mengalami tubrukan dan kandas.
“Oleh sebab itulah, diperlukan upaya peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim di wilayah Selat Malaka dan Selat Singapura melalui pelaksanaan pemanduan di wilayah tersebut,” kata Tohir.
Pemerintah Indonesia secara resmi telah melaksanakan pemanduan di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura sejak tanggal 10 April 2017. Kementerian Perhubungan telah memberikan pelimpahan pemanduan kepada PT. Pelindo I (Persero) untuk melaksanakan pelayanan jasa pemanduan
Sejalan dengan hal tersebut, lanjutnya, Ditjen Perhubungan Laut juga telah mempersiapkan SDM Pandu Laut Dalam sejak tahun 2008 yang merupakan salah satu persyaratan mutlak untuk dapat memandu di Selat Malaka dan Selat Singapura dengan jumlah Pandu Laut Dalam yang telah disertifikasi sebanyak 28 orang.
Pelaksanaan pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura juga memberikan manfaat yang besar dalam perwujudan penegakan kedaulatan bangsa, serta sebagai salah satu sumber devisa negara yang cukup signifikan.
Tohir minta agar INAMPA dapat melaksanakan pelayanan pemanduan secara profesional dan kompetetif. Disisi lain berharap INAMPA dapat menjadi mitra strategis Pemerintah dalam mengembangan pelayanan pemanduan di Indonesia sekaligus bersama-sama mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. (hpr)