Pak Giyar merupakan satu dari beberapa pemilik warung di Hargo Dalem di Gunung Lawu.

Pak Giyar, Sahabat Pendaki Gunung Lawu

Loading

KARANGANYAR (IndependensI.com) – Pak Giyar, bagi para pendaki gunung yang pernah menyambangi gunung lawu mungkin terdengar asing, Pak Giyar sendiri sejatinya adalah pemilik warung di gunung lawu.

Pak Giyar merupakan satu dari beberapa pemilik warung di Hargo Dalem di Gunung Lawu. Kebanyakan pendaki memang lebih kenal dengan Warung Mbok Giyem atau biasa disapa mbok Yem. Pak Giyar sendiri mulai membuka warung di hargo dalem pada tahun 2005, meneruskan usaha ayahnya.

Sebelum membuka warung di Hargo Dalem, ayah dari Pak Giyar adalah seorang pencari bahan bahan untuk jamu. Warung Pak Giyar sendiri selain menjajakan makanan dan minuman panas namun juga menyediakan sarana penginapan bagi para pendaki tanpa dikenai biaya, cukup dengan memesan makanan dan minuman saja.

Warung Pak Giyar mampu menampung pendaki yang bermalam sampai 100 orang. “Kalo lagi ramai bisa menampung hingga 100 pendaki bermalam di sini,” Pak Giyar menjelaskan.

“Tapi kadang ya sepi, terutama jika di musim penghujan, paling ramai dan paling sibuk setelah idul fitri, kadang warung saya tidak bisa menampung pendaki yang datang,” lanjutnya.

Ditemani istrinya, Pak Giyar menceritakan suka dan duka nya membuka warung di ketinggian hampir 3200 meter diatas permukaan laut. “Sukanya sih banyak, bisa bertemu banyak orang, mulai dari para pendaki hingga pejabat pernah mampir ke warung saya”, ujar pak Giyar.

“Dukanya ya kalo harus turun berbelanja, kadang saya harus memikul barang dagangan seberat 40 kilogram, melalui jalur Cemoro Sewu yang sangat terjal, menempuh perjalanan selama empat jam kadang lebih, tergantung kondisi”, tambahnya.

Pria berusia 31 tahun dan memiliki satu orang anak ini, kesehariannya memang hanya berjualan makanan di Hargo Dumilah. Dan sang putra sementara beliau dan istrinya berjualan dititipkan dan dirawat oleh sang nenek.

“Gak tentu mas, kadang saya hanya tiga hari saja, kadang sampai seminggu berada ditempat ini”, tuturnya kepada penulis.

“Malah kalau setelah Idul Fitri saya bisa satu bulan tidak pulang,” tambahnya.

Biasanya untuk memenuhi kebutuhan belanja Pak Giyar juga meminta bantuan kepada masyarakat di sekitarnya, dengan membayar Rp 400 ribu untuk sekali jalan.

“Kadang jika saya berada lama di sini, biasanya saya minta bantuan warga untuk membawa keperluan warung, caranya pesan melalui SMS,” jelasnya. Memang di Hargo Dalem ada beberapa operator yang masih menerima sinyal dengan baik.

Keberadaan warung warung di Hargo Dalem Gunung Lawu amat sangat membantu para pendaki untuk memenuhi kebutuhan selama mendaki, menu makanan pun beragam mulai dari soto ayam, nasi pecel, nasi goreng hingga mie panas tersedia di sana, pun juga dengan minuman hangat dan panas tersedia.

Pendaki pun tidak perlu membuka tenda, karena warung warung tersebut menyediakan penginapan, tapi jangan juga terlalu mengandalkannya, karena jika pendaki sedang ramai ramainya tempat tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu keperluan seperti tenda dan logistik harus tetap dibawa.