Kementerian PUPR Buka Kembali Jalur Kebon Kopi Sulteng yang Sempat Tertutup Longsor

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulihkan arus lalu lintas yang sempat terputus akibat longsor terjadi pada ruas jalan Tawaeli – Kebonkopi – Toboli atau dikenal sebagai jalur Kebon Kopi, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terjadi pada tanggal 4 Juni 2019 dinihari sekitar pukul 04.00 WITA yang diakibatkan hujan terus menerus pada hari sebelumnya.

Terdapat lima titik longsoran besar dan sejumlah longsoran kecil yang mengakibatkan terputusnya arus lalu lintas pada koridor Tawaeli – Kebonkopi – Toboli. Hal tersebut mengakibatkan antrian kendaraan yang cukup panjang baik dari arah Parigi maupun dari arah Palu.

Sebagian besar longsoran besar terjadi pada lokasi pekerjaan penanganan jalan yang sedang berjalan (on going) oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu, Sulteng. Longsoran Besar (menutup badan jalan sehingga arus lalu lintas terputus) yakni pada 4 titik yakni di KM 56+300, 57+500, 57+700, 59+300, dan 59+700.

Penanganan tanggap darurat langsung dilakukan pada hari yang sama dimulai pagi hingga siang hari. Pembersihan diutamakan pada lokasi longsoran besar. Alat yang digunakan untuk pembersihan longsoran antara lain 2 unit Excavator, 2 unit Wheel Loader, 2 unit Bulldozer, dan 1 unit Grader.

Kepala BPJN XIV Palu, Sulteng A.Satriyo Utomo mengatakan target utama penanganan darurat adalah jalan bisa  fungsional. Alat berat diarahkan untuk membersihkan longsoran sehingga membuka arus lalu lintas minimal 1 lajur agar kendaraan yang sudah mengantri dapat melintas namun masih bergantian pada beberapa titik.

“Pada pukul 14.30 WITA, jalan sudah dapat dilintasi kendaraan dua arah. Selanjutnya terus pembersihan dan perapihan jalan sehingga bahu jalan dan lajur lalu lintas dapat dilalui secara normal,” kata Satriyo.

Ruas jalan Tawaeli – Kebonkopi – Toboli (KM 19+100 – KM 67+000) merupakan bagian dari koridor ekonomi yang menghubungkan antara Sulawesi Selatan – Sulawesi Barat – Sulawesi Tengah – Gorontalo – Sulawesi Utara. Ruas ini merupakan satu – satunya akses Jalan Nasional yang menghubungkan Lintas Barat dengan Lintas Tengah di Provinsi Sulteng.

Permasalahan yang terjadi pada koridor ini adalah stabilitas lereng akibat formasi batuan penyusun di sepanjang ruas sebagian besar sudah terkekarkan serta merupakan batuan lapuk yang menyebabkan seringnya terjadi longsor dari sisi tebing yang mengakibatkan tertutupnya badan jalan oleh material longsor ataupun longsor pada sisi lereng bawah yang mengakibatkan badan jalan ikut mengalami longsor.

Pada Tahun Anggaran 2019, terdapat 4 paket penanganan lereng pada koridor tersebut yang dilakukan oleh BPJN XIV Palu, Sulteng yakni Paket Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebonkopi – Toboli II (MYC), Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebonkopi – Toboli III (MYC), Penanganan Longsoran Tawaeli – Nupabomba – Kebonkopi – Toboli IV dan Penanganan Longsoran Tawaeli – Nupabomba – Kebonkopi – Toboli V.

Untuk mendukung kelancaran arus mudik lebaran 2019, Kementerian PUPR menyiagakan 1 posko mudik di ruas jalan tersebut tepatnya Km 44+000. Posko dilengkapi alat berat berupa excavator, wheel loader, Bulldozer, dan Grader. Kepada para pemudik dihimbau untuk senantiasa berhati-hati melintas dan mengikuti instruksi petugas di lapangan untuk keselamatan bersama.