Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto. Humas Budidaya KKP

Dirjen Perikanan Budidaya Dorong Calon Lulusan STP Berperan Aktif Dalam Pembangunan Akuakultur Indonesia

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Sarjana Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu melihat potensi dan peluang serta siap menghadapi tantangan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Kontribusi dan profesionalisme lulusan untuk mengelola kekayaan sumberdaya perikanan Indonesia mutlak diperlukan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat memberikan pembekalan kepada wisudawan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Jumat (16/8).

Hal ini sejalan dengan prioritas presiden Joko Widodo melalui kabinet Indonesia Kerja jilid 2 untuk mencetak SDM unggul dan perwujudan semangat peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 untuk menuju Indonesia maju.

“Kegiatan perikanan akan selamanya menjadi kegiatan strategis karena merupakan komponen penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kecenderungan penduduk dunia yang akan lebih banyak mengkonsumsi protein daripada karbohidrat turut mendongkrak kebutuhan dunia akan ikan” Slamet menambahkan.

Perguruan tinggi sebagai basis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tempat berkumpulnya kaum intelektual, diharapkan dapat berperan langsung dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan perikanan nasional. Tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam akan semakin besar di tengah fenomena perubahan iklim dan lingkungan, solusinya adalah dengan mendorong pengembangan IPTEK yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan yang ada.

Slamet melanjutkan “Penerapan IPTEK seperti penggunaan autofeeder atau platform digital bidang investasi perikanan merupakan contoh nyata pemanfaatan teknologi informasi yang telah diadopsi sektor perikanan budidaya dalam upaya masuk ke era digitalisasi.”

KKP sangat konsen dalam menggarap ekonomi kelautan melalui optimalisasi sektor perikanan dan menjadikannya sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional. Hingga semester I tahun 2019 PDB sektor kelautan dan perikanan tercatat senilai 62,31 trilyun rupiah atau naik 0.94% dibanding tahun 2018 yang sebesar 58.97 triliun rupiah.

Kinerja ekspor komoditas perikanan juga mengalami kenaikan sebesar 24.29% dari 32.64 triliun rupiah pada semester I tahun 2018 menjadi 40.57 triliun rupiah pada semester I 2019.

Beberapa produk ekspor unggulan seperti udang, rumput laut, rajungan, kakap dan kerapu merupakan komoditas yang telah berhasil dibudidayakan oleh KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).

“Dalam rangka diversifikasi pasar KKP juga mendorong dibukanya pasar baru, salah satunya dengan mulai mengekspor ikan patin ke Arab Saudi tahun ini. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek utama pembangunan perikanan budidaya yakni pengembangan komoditas yang berorientasi pada permintaan pasar. Kami harapkan ekspor komoditas itu dapat menjadi produk ekspor unggulan baru perikanan” jelas Slamet.

“Untuk mendukung langkah KKP tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing serta berkeinginan untuk membangun perikanan Indonesia. Perguruan tinggi memiliki asset sumberdaya dan IPTEK yang merupakan kekuatan besar untuk dapat berperan secara aktif membangun perikanan nasional” pungkas Slamet.

Sementara itu, Moch. Heri Edy, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta menyatakan bahwa pendidikan, utamanya pendidikan tinggi merupakan salah kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.

“Diperlukan perubahan paradigma menghadapi modernisasi di sektor kelautan dan perikanan. Kita akan dorong kurikulum mata kuliah di bidang perikanan ini lebih fokus pada upaya-upaya dalam menjawab tantangan perikanan di era globalisasi saat ini. Kita ingin, sarjana perikanan lebih mumpuni dan menjadi problem solving bagi masyarakat perikanan ”, tutup Heri.